A. PENGGALAN SILABUS
PEMBELAJARAN
SILABUS
Nama Sekolah : SMA
Kelas/Semester : X/I
Mata pelajaran : Sejarah
SK : 1. Memahami prinsip dasar ilmu sejarah
KD : 1.1. Menjelaskan pengertian dan ruang
lingkup sejarah
Materi
Pembelajaran
|
Kegiatan pembelajaran
|
Indikator Pencapaian
Kompetensi
|
Penilaian
|
Alokasi
Waktu
|
Sumber
Belajar
|
||
Teknik
|
Bentuk
Instrumen
|
Contoh
Instrumen
|
|||||
1. Pengertian sejarah
berdasarkan asal usul kata dan pandangan para tokoh
2. Sejarah sebagai
peristiwa, kisah, ilmu dan seni
3. Pengertian
generalisasi, periodisasi dan kronologi
4. Kegunaan
sejarah secara intrinsic dan ekstrinsik
|
o Melakukan pengamatan gambar-gambar slide Power
Point mengenai
pengertian dan ruang lingkup ilmu sejarah secara berkelompok
o Mendiskusikan pengertian
sejarah berdasarkan asal usul kata dan pendapat para tokoh secara berkelompok.
o Mendiskusikan sejarah
sebagai peristiwa, kisah, ilmu, dan seni secara berkelompok.
o Memberikan contoh pengertian generalisasi, periodisasi, dan
kronologi
o Melalui LKS 3
SMA, melakukan diskusi kelompok untuk memantapkan proses internalisasi dalam
menemukan kegunaan
sejarah secara intrinsic dan ekstrinsik.
.
|
Produk
1.Mendeskripsikan pengertian sejarah berdasarkan asal usul kata dan
pandangan para tokoh
2.
Mendeskripsikan sejarah sebagai peristiwa, kisah, ilmu, dan seni
3. Mendeskripsikan pengertian generalisasi, periodisasi, dan
kronologi
4. Menjelaskan kegunaan sejarah bagi kehidupan manusia
Proses
1.Menganalisis berbagai pendapat para tokoh tentang
sejarah,
2. Menganalisis
perbedaan sejarah sebagai peristiwa,
kisah, ilmu, dan seni
3. Memberikan contoh pengertian generalisasi, periodisasi, dan kronologi
4. Memberikan contoh mengenai kegunaan sejarah
Psikomotor
1.Melakukan
studi pustaka, eksplorasi internet, pengamatan gambar-gambar slide power
point , diskusi kelompok dan kelas
Afektif:
Karakter
Jujur, peduli, tanggung
jawab, bekerja sama,
terbuka dan mendengarkan pendapat teman dan keselamatan kerja dalam
berdiskusi tentang pengertian dan ruang lingkup sejarah
Keterampilan Sosial
Bertanya,
menyumbang ide atau berpendapat, menjadi pendengar yang baik, berkomunikasi dalam pembelajaran
pengetian danruang lingkup sejarah
|
Tes
Tes
Tes
Tes
Tes
Tes
Tes
Tes
Tes
Pengamatan
Pengamat
an
|
Tes Tulis
Tes Tulis
Tes Tulis
Tes Tulis
Asesmen Kinerja Proses
Asesmen Kinerja Proses
Asesmen Kinerja Proses
Asesmen Kinerja Proses
Assesmen Kinerja Psikomotor
Pengamatan
perilaku berkarakter
Pengamatan
Keterampilan Sosial
|
LP-1: Produk
LP-1: Produk
LP-1: Produk
LP-1: Produk
LP-2: Proses
LP-3: Psikomotor
LP-4:
Pengamatan perilaku berkarakter
LP-5:
Pengamatan Keterampilan Sosial
|
4 x 45’
2 x 45’
|
LKS 1 SMA:
pengertian sejarah berdasarkan asal kata dan pendapat para tokoh+ Kunci LKS
LKS 1 SMA: sejarah sebagai peristiwa, kisal, ilmu dan seni+ Kunci LKS
LKS 1 SMA: pengertian dan contoh generalisasi, periodisasi,
dan kronologi+ Kunci LKS
LKS I SMA:
kegunaan sejarah – Kunci LKS
LKS 2 MSA: analisis berbagai pendapat
para tokoh tentang sejarah + kunci LKS
LKS 2 SMA: Perbedaan sejarah sebagai peristiwa, kisah,
ilmu, dan seni + kunci LKS
LKS 2 SMA: contoh generalisasi, periodisasi dan
kronologi + kunci LKS
LKS 2 SMA: contoh nyata
kegunaan sejarah + kunci LKS
LP 1: Produk + Kunci
LP 2: Proses + Kunci
LP 3: Psikomotor + RTK
LP 4: Pengamatan Perilaku
Berkarakter
LP 5: Pengamatan Keterampilan
Sosial
Tabel Spesifikasi Lembar
Penilaian
Silabus
Buku/Literatur:
·
Mustopo
Habib dkk. 2006. Sejarah SMA Kelas X
Jilid 1. Yudistira. Bogor
|
B. RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN (RPP)
RPP PRINSIP DASAR ILMU
SEJARAH
Sekolah : SMA ….
Kelas/Semester : X 1
Mata Pelajaran : Sejarah
Waktu : 4 x 45
Menit (4 kali pertemuan)
Standar Kompetensi
1. Memahami prinsip dasar ilmu sejarah
Kompetensi Dasar
1.1. Menjelaskan pengertian dan ruang lingkup sejarah
Indikator
Kognitif:
a. Produk
1.Mendeskripsikan pengertian sejarah berdasarkan asal usul
kata dan pandangan para tokoh
2. Mendeskripsikan sejarah sebagai
peristiwa, kisah, ilmu, dan seni
3. Memberikan contoh
pengertian generalisasi, periodisasi, dan kronologi
4. Menjelaskan
lrgunaan sejarah bagi kehidupan manusia
b. Proses
1. Menganalisis berbagai pendapat para
tokoh tentang pengertian sejarah
2. Menganalisis perbedaan sejarah sebagai peristiwa, kisah, ilmu, dan
seni
3. Memberikan
contoh pengertian generalisasi, periodisasi, dan kronologi
4. Memberikan
contoh-contoh kegunaan sejarah bagi kehidupan manusia
Psikomotor
1. Melakukan studi pustaka, eksplorasi internet, pengamatan
gambar-gambar slide power point , diskusi kelompok dan kelas
Afektif:
a. Karakter
Jujur, peduli, tanggung jawab, bekerja sama,
terbuka dan mendengarkan pendapat teman dan keselamatan kerja dalam berdiskusi
tentang pengertian dan ruang lingkup sejarah
b. Keterampilan Sosial
Bertanya, menyumbang ide atau berpendapat, menjadi
pendengar yang baik, berkomunikasi dalam pembelajaran
pengetian dan ruang lingkup sejarah
A. Tujuan Pembelajaran
Kognitif
a.
Produk
1.Siswa dapat mendeskripsikan pengertian
sejarah berdasarkan asal usul kata dan pandangan para tokoh sesuai dengan LP
Produk 1
2. Siswa dapat mendeskripsikan sejarah
sebagai peristiwa, kisah, ilmu, dan seni sesuai dengan LP Produk 1
3. Siswa dapat memberikan
contoh pengertian generalisasi, periodisasi, dan kronologi sesuai dengan LP
Produk 1
4. Siswa dapat
menjelaskan fungsi sejarah secara intrinsik dan ekstrinsik sesuai dengan LP Produk 1
b. Proses
1. Siswa dapat menganalisis berbagai pendapat para tokoh tentang sejarah, dan
membedakan sejarah sebagai peristiwa, kisah, ilmu, dan seni
2. Siswa dapat menganalisis perbedaan sejarah sebagai peristiwa, kisah, ilmu, dan
seni
3. Siswa dapat
memberikan contoh pengertian generalisasi, periodisasi, dan kronologi
4. Siswa dapat
nemberikan contoh kegunaan sejarah intrinsik dan kegunaan sejarah secara
ekstrinsik
Psikomotor
1.
Siswa dapat melakukan studi pustaka, eksplorasi internet, pengamatan
gambar-gambar slide power point , diskusi kelompok dan kelas
Afektif:
Karakter
Siswa dapat Jujur, peduli, tanggung jawab, bekerja sama,
terbuka dan mendengarkan pendapat teman dan keselamatan kerja dalam berdiskusi
tentang pengertian dan ruang lingkup sejarah
Keterampilan Sosial
Siswa dapat bertanya, menyumbang ide atau berpendapat, menjadi
pendengar yang baik, berkomunikasi dalam pembelajaran
pengetian dan ruang lingkup sejarah
B. Materi Pembelajaran:
1. Pengertian sejarah berdasarkan asal usul
kata dan pandangan para tokoh
Dalam bahasa Inggris kata sejarah dikenal
dengan sebutan history, yang berasal dari bahasa Yunani, istoria, yang berarti ilmu. Dalam
perkembangannya kata istoria diperuntukkan bagi
pengkajian terhadap segala sesuatu mengenai manusia secara kronologis.
Dalam bahasa Jerman kata sejarah disebut
dengan geschichte, yang berarti sesuatu yang telah terjadi.
Kata sejarah berasal dari bahasa Arab, yaitu
syajaratun yang berarti pohon. Kata pohon
biasanya bermakna pada hubungan keturunan atau
asal usul keluarga atau silsilah dinasti.
Apabila kita melihat gambaran silsilah raja atau
dinasti gambaran itu akan seperti pohon
terbalik.
Para ahli sejarah memberikan
pengertian atau definisi yang bermacam-macam tentang sejarah, walaupun pada
hakekatnya hampir sama. Beberapa pengertian sejarah dari ahli-ahli sejarah
antara lain sebagai berikut:
a. Herodotus (484-425 SM)
”sejarah tidak berkembang ke
arah depan dengan tujuan pasti, melainkan bergerak seperti garis lingkaran yang
tinggi rendahnya diakibatkan oleh keadaan manusia”. Herodotus dikenal sebagai
sejarawan pertama di dunia berkebangsaan Yunani. Oleh karena itu, ia mendapat
julukan The Father of History atau Bapak Ilmu Sejarah.
b. Ibnu Khaldun (1332-1406)
Dalam bukunya berjudul
Mukadimah, Ia mendefinisikan sejarah adalah ”catatan tentang masyarakat umat manusia atau peradaban dunia
dan tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada watak masyarakat itu".
c. W.J.F. Poerwadarminta
Dalam bukunya berjudul Kamus
Umum Bahasa Indonesia, ia mengutarakan tiga pengertian sejarah sebagai berikut
:
1. Kesusastraan lama, silsilah, asal-usul.
2. Kejadian dan peristiwa yang benar-benar
terjadi pada masa lampau.
3. Ilmu pengetahuan, cerita pelajaran tentang
kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau.
d. R. Moh. Ali
Dalam bukunya Pengantar Ilmu Sejarah ia
menegaskan kata sejarah mengandung arti sebagai berikut.
1. sejumlah perubahan-perubahan, kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa
dalam kenyataan sekitar kita.
2. cerita tentang perubahan-perubahan, kejadian-kejadian, dan
peristiwa-peristiwa yang merupakan realitas tersebut
3. ilmu yang bertugas menyelidiki perubahan-perubahan, kejadian-kejadian
dan peristiwa yang merupakan realitas tersebut.
e. Kuntowijoyo
Sejarah menurut Kontowijoyo adalah menyuguhkan
fakta secara diakronis,
idiografis, unik, dan empiris.
2. Sejarah sebagai peristiwa, kisah, ilmu dan
seni
a. Sejarah sebagai peristiwa dan kisah
segala sesuatu memilikisejrahnya
sendiri. Setiap individu, keluarga,
masyarakat, dan bangsa tumuh dan berkembang melalui sejarahnya sendiri-sendiri.
Semua hal yang sudah terjadi pada masa lampau tidak diubah oleh kita lagi
sekarang. Akan tetapi, masih dapat dikisahkan kembali sehingga setiap individu
atau kelompok memiliki kisah sendiri-sendiri. Oleh karena itu, sejarah juga
dapat dipahami dari dua aspek, yaitu sebagai berikut.
1. sejarah sebagai peristiwa atau realitas
(I’histoir realite) karena peristiwa atau kejadian sejarah itu benar-benar ada
dan terjadi. Peristiwa itu merupakan
realitas atau kenyataan sejarah yang benar-benar terjadi pada masa lampau dan
idak terulang kembali.
2. sejarah sebagai kisah sejarah (L’histoir
recite). Dalam pengertian ini sejarah dipandang sebagai kisah dari
peristiwa-peristiwa masa lampau. Dalam bentuk kisah sejarah inilah peristiwa
masa lalu dihadirkan kembali sebagai data sejarah.
Sehubungan dengan sejarah sebagai
peristiwa dan kisah, Sartono Kartodirjo membagi pengertian sejarah menjadi dua,
yaitu sejarah dalam arti obyektif dan sejarah dalam arti subyektif.
1. Sejarah dalam arti obyektif merupakan
kejadian atau peristiwa sejarah yang
tidak dapat terulang kembali.
2. Sejarah dalam arti subyektif adalah
suatu konstruksi (bangunan) yang disusun oleh penulis sebagai suatu uraian
cerita (kisah). Kisah tersebut merupakan suatu kesatuan dari rangkaian
fakta-fakta yang saling berkaitan.
Tidak semua peristiwa yang teklah terjadi
pada masa lampau digolongkan sebagai peristiwa sejarah. Peristiwa yang dapat
digolongkan sebagai peristiwa sejarah memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. peristiwa tersebut unik
Peristiwa sejarah merupakan
peristiwa yang unik, sebab setiap peristiwa sejarah hanya terjadi satu kali
(once) atau dalam bahasa Jerman dikenal dengan sebutan Einmaligh. Oleh karene,
tidak akan pernah ada peristiwa sejarah yang berulang. Setiap peristiwa akan
berbeda dengan peristiwa yang sebelumnya. Barangkali jenis peristiwanya sama,
tetapi pelaku, waktu, dan tempatnya akan berbeda.
2. peristiwa tersebut besar
pengaruhnya
Suatu peristiwa dianggap
sebagai peristiwa bersejarah apabila peristiwa tersebut memiliki pengaruh yang
besar pada masanya dan pada masa-masa berikutnya. Contohnya, peristiwa
pengucapan Sumpah Pemuda, walaupun hanya berlangsung singkat, dianggap sebagai
peristiwa bersejarah karena pengaruhnya yang besar terhadap persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia sampai sekarang.
Demikian halnya dengan peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia,
walaupun berlangsung singkat, sampai kini bangsa Indonesia dapat mengenyam
kemerdekaannya.
b. Sejarah sebagai ilmu dan senia dan oleh
siapa saja.
sebagai kisah,penyusunan cerita sejarah
sebenarnya dapat dilakukan kapan saja. Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita
dengar cerita sejarah dari juru kunci sebuah makam keramat, petunjuk jalan
(guide) turis asing, dan saksi-saksi di pengadilan. Kesemuanya memberikan uraian logis berdasarkan akal
sehat (common sense), imajinasi, keterampilan membawa cerita supaya menarik,
serta pengetahuan tentang fakta yang berkaitan tentang perisr\tiwa tersebut.
Seorang yang ingin tahu tentang suatu
kejadian misaknya suatu kecelakaan akan menanyakan bagaimana proses kejadian
tersebut dan pada umumnya sudah cukup puas dengan jawaban yang diterimanya.
Selanjutnya, kemampuan si pengisah bercerita dengan menggunakan gaya bahasa yang
menarik, bergairah dan hidup akan memikat perhatian. Sering kali gaya bahasa
akan menambah nilai sastra sehingga dapat digolongkan sebagai hasil karya
sastra. Disinilah berlaku suatu ungkapan bahwa di satu pihak sebagai ilmu dan
di pihak lain sebagai seni.
Perlunya teori dan metodologi dalam
sejarah sebagai ilmu karena penulisan sejarah tidak semata-mata bertujuan untuk
menceritakan suatu kejadian, tetapi juga bermaksud untuk menerangkan kejadian
itu dengan mengkaji sebab-sebabnya, kondisi lingkungannya, dan konteks
budaya-sosial. Pendek kata menerangkan komponen, baik internal maupun
eksternal.
1. sejarah sebagai ilmu
Sebagai ilmu, sejarah memiliki ciri-ciri
sebagai berikut/
a. empiris
empiris berasal dari kata emperia dari
bahasa Yunani yang berarti pengalaman. Sejarah sangat bergantung pada pegalaman
manusia. Pengalaman tersebut dan direkam dalam dokumen dan
peninggalan-peninggalan sejarah lainnya. Sumber-sumber sejrarah tersebut,
kemudian diteliti oleh sejarawan untuk menemukan fakta. Fakta-fakta tersebut
diinterprestasikan, kemudian dilakukan penulisan sejarah.
2/ Memiliki obyek
Kata obyek berasal dari kata objectus
artinya yang di hadapan,sasaran, tujuan. Setiap ilmu harus memiliki tujuan dan
objek material atau sasaran yang jelas yang membedakan dengan ilmu yang lain.
Sebagaimana banyak ilmu lainnya, obyek yang dipelajari oleh sejarah sebagai
ilmu adalah manusia dan masyarakat. Aan tetapi, sejarah lebih menekankan
sasarannya kepada manusia dalam sudut pandang waktu.
c. Memiliki Teori
dalam bahasa Yunani theoria berarti
renungan. Sama seperti ilmu sosial lainnya, sejarah mempunyai teori yang berisi
kumpulan kaidah-kaidah pokok suatu ilmu seperti: teori tentang nasionalisme,
teori geopolitik, teori konflik sosial dari Karl Marx, dan teori Future Shock
oleh Alfin Tofler.
d. Memiliki Metode
dalam bahasa Yunani methodos berarti cara.
Dalam rangka penelitian, sejarah mempunyai metode tersendiri. Oleh karena itu,
dalam memahami suatu realitas, sejarawan memiliki patokan-patojkan teoritas dan
metodologis tersendiri. Patokan-patokan tersebut menjadi tradisi ilmiah yang
senantiasa dihayati.
2. Sejarah sebagai Seni
Sejarah dikatakan sebagai seni sebab dalam
rangka penulisan sejarah, seorang sejrawan memerlukan intuisi, imajinasi,
emosi, dan gaya bahasa.
a. Intuisi
sejrawan memerlukan intuisi atau ilham,
yaitu pemahaman langsung dan insting selama masa penelitian berlangsung. Sering
kali dalam rangka memilih suatu penjelasan sejarawan juga memerlukan intuisi.
Dalam hal ini, cara kerja sejarawan sama dengan cara kerja seorang seniman.
Walaupun demikian, dalam menuliskan hasil karyanya seorang sejarawan tetap
berpijak pada data yang diperolehnya.
b. Imajinasi
dalam melakukan pekerjaannya seorang
sejarawan harus dapat membayangkan apa yang sebenarnya terjdi, apa yang sedang
terjadi, dan apa yang terjadi sesudah itu. Misalnya, dalam rangka menggambarkan
Perang Aceh, ia harus mampu berimajinasi mengenai pantai, desa, meusanah,
istana, masjid, dan bukit-bukit. Ia mungkin akan bisa memahami Teuku Umar
melalui pemahaman imajinernya tentang
pantai, perlawanan Tjoet Nyak Dhien melalui hutannya dan cita-cita
perang sabil lewat imajinasinya tentang desa, meunasah, dan masjid.
c. Emosi
pada masa penulsan sejarah zaman Romantik,
aitu pada akhir abad ke-18 dan awl abad ke-19, sejrah dianggap sebagai cabang
dari sastra. Akibatnya, dalam penulisan sejarah disamakan dengan menulis
sastra. Oleh karena itu, dalam penulisan sejarah harus dengan keterlibatan
emosional. Seorang yang membaca sejarah penaklukan Meksiko, jatuhnya Romawi,
pelayaran orang Inggris ke Amerika, harus dibuat seolah-olah hadir dan
menyaksikan sendiri peristiwa itu. Dalam hal ini penulis sejarah harus punya
empati yang tinggi (dalam bahasa Yunani empatheia berarti perasaan) untuk
menyatukan perasaan dengan obyaknya. Sejarawan diharapkan dapat menghadirkan
peristiwa sejarah, seolah-olah mengalami sendiri peristiwa itu. Untuk sejarah
kebudayaan hal i ni sangatlah penting. Dalam sejarah Indonesia tentang
revolusi. Perang dan pemadamab pemberontakan penulian sejarah dengan
penghadiran perasaan juga sangat penting untuk mewariskan nilai-nilai
perjuangan.
d. Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang baik, bukan berarti gaya
bahasa yang berbunga-bunga. Seringkali gaya bahasa yang lugas justru lebih
menarik. Gaya bahasa yang berbelit-belit dan tidak sistematis merupakan gaya
bahasa yang buruk. Dalam penggunaan gaya bahasa ini haruslah diperhatikan
penggunaan istilah dan idiom yang terkait dengan suatu zaman dan berbeda
artinya dengan yang lainnya. Misalnya, istilah siap pada masa awal revolusi
kemerdekaantahun 1945 berkonotasi kepada kewaspadaan menghadapi bahaya, baik
dari musuh maupun bentuk-bentuk
kejahatan lainnya. Pada masa Orde Lama, sangat populer penggunaan
istilah-istilah yang ekspresif, seperti ganyang, labrak, terjang lawan,
bongkar, dan kepruk. Contoh lain pada masa Orde Baru, istilah diamankan bisa
berarti ditahan, dipenjarakan, dikucilkan,dan bisa berarti dibunuh.
Sejarah sebagai seni memilki
kelemahan-kelemahan sebagai berikut.
a. berkurangnya Ketepatan dan Obyektifitas
Ketepatan (accuracy) dan obyektivitas
sngat diperlukan dalam penulisan sejarah. Ketepatan artinya kesesuaian antara
fakta dan tulisan sejarah, sedangkan objektivitas artinya tidak ada pandangan
individual dalam penulisan sejarah. Penulisan sejarah berdasarkan kepada fakta,
sedangkan seni merupakan hasil imajinasi. Sejarah yang terlalu dekat dengan
seni dianggap daat mengurangi ketepatan dan objektifitas.
b. Penulisan Sejarah akan terbatas
Penulisan sejarah yang tetlalu dekat
dengan seni akan terbatas kepada objek-objek yang dapat dideskripsikan.
Penulisan sejarah akan penuh dengan gambaran tentang perang dan biografi yang
penuh dengan sanjungan, sedangkan tema-tema sejarah lain yang penting, seperti
sejarah ekonomi dan sejarah kuantitatif yang menyuguhkan angka-angka dan
analisis tidak akan ditulis.
3. Generalisasi, periodisasi dan kronologi
Generalisasi
Generalisasi (bahasa Latin generalis
bermaksud umum) adalah pekerjaan penyimpulan dari yang khusus kepada yang umum.
Generalisasi yang tersedia dapat menjadi dasar penelitian bila sifatnya
sederhana, sudah dibuktikan oleh peneliti sebelumnya, dan merupakan accepted
history. Generalisasi itu dapat dipakai sebagai hipotesis deskriptif,
iaitu sebagai dugaan sementara. Biasanya ia hanya berupa generalisasi
konseptual. Meskipun demikian, pemakaian generalisasi yang bagaimanapun
sederhananya harus dibatasi supaya sejarah tetap empiris. Generalisasi sejarah
yang sebenarnya adalah hasil penelitian. Misalnya, kata "revolusi"
yang merupakan penyimpulan dari data yang ada memang dapat menjadi dasar
penelitian, sementara kata "revolusi pemuda" adalah kesimpulan yang
didapatkan sebagai hasil penelitian. Akan tetapi, sejarah adalah ilmu yang
menekankan keunikan, jadi semua penelitian tidak boleh hanya didasarkan pada
asumsi umum. Generalisasi atau kesimpulan umum memang sangat perlu dalam
sejarah, sebab sejarah adalah ilmu. Orang yang tak melakukan generalisasi tidak
akan mampu membezakan antara "pokok dengan hutan". Juga ia tidak akan
mampu membezakan antara hutan dengan taman. Sebab, keduanya mempunyai unsur
yang sama, yaitu pokok, danau, dan gundukan tanah. Demikian pula ia tidak akan
mengerti lalu-lintas. Yang dilihatnya hanyalah lampu hijau-kuning-merah, polis,
kereta, dan jalan raya. Generalisasi sejarah boleh bererti spesifikasi atau
bahkan anti-generalisasi bagi ilmu lain. Generalisasi bertujuan dua perkara
penting, iaitu; (1) saintifikasi dan (2) simplifikasi.
Periodisasi sejarah
Periodisasi adalah pembabakan waktu yang
digunakan untuk berbagai peristiwa. Periodisasi yang dibuat para ahli tentang
suatu peristiwa yang sama dapat berbeda-beda bentuknya dikarenakan alasan
pribadi atau subyektif. Sejarah memiliki dua dimensi yaitu dimensi spasial
(ruang) dan dimensi temporal (waktu). Konsep waktu dalam sejarah meliputi waktu
atau tempo (time) yaitu proses kelangsungan suatu peristiwa dan waktu merupakan
kesatuan dari kelangsungan tiga dimensi yaitu masa lalu, sekarang dan masa yang
akan datang. Pengertian periodisasi sejarah berkaitan erat dengan pembagian
masa lampau manusia berdasarkan urutan waktu (Periodisasi = Pembabagan waktu).
Pentingnya periodisasi dalam sejarah yaitu:
1. Memudahkan sistematika penulisan sejarah
2. Merupakan rangkuman dari suatu peristiwa menurut seorang sejarawan.
3. Memudahkan pembaca dalam memahami suatu peristiwa sejarah
4. Merupakan penghubung dari fakta-fakta sejarah
Pentingnya periodisasi dalam sejarah yaitu:
1. Memudahkan sistematika penulisan sejarah
2. Merupakan rangkuman dari suatu peristiwa menurut seorang sejarawan.
3. Memudahkan pembaca dalam memahami suatu peristiwa sejarah
4. Merupakan penghubung dari fakta-fakta sejarah
Kronologi
Kronologi adalah penentuan urutan waktu
terjadinya suatu peristiwa sejarah. Kronologi berdasarkan hari kejadian atau
tahun terjadinya peristiwa sejarah. Kronologi sejarah sangat diperlukan karena
dapat mengkaitkan satu peristiwa dengan peristiwa lainnya dalam bentuk
kausalitas atau sebab akibat.
Manfaat kronologi adalah:
1. dapat membantu menghindarkan terjadinya kerancuan dalam pembabakan waktu sejarah.
2. dapat merekonstruksi peristiwa sejarah dimasa lalu berdasarkan urutan waktu dengan tepat.
3. dapat menghubungkan dan membandingkan kejadian sejarah di tempat lain dalam waktu yang sama.
1. dapat membantu menghindarkan terjadinya kerancuan dalam pembabakan waktu sejarah.
2. dapat merekonstruksi peristiwa sejarah dimasa lalu berdasarkan urutan waktu dengan tepat.
3. dapat menghubungkan dan membandingkan kejadian sejarah di tempat lain dalam waktu yang sama.
4. Kegunaan sejarah secara intrinsik dan
ekstrinsik
a)
Memberikan Kesadaran Waktu
Kesadaran waktu yang dimaksud adalah
kehidupan dengan segala perubahan, pertumbuhan, dan perkembangannya terus
berjalan melewati waktu. Kesadran itu dikenal juga sebagai kesadaran akan
adanya gerak sejarah. Kesadaran tersebut memandang peristiwa-peristiwa sejarah
sebagai sesuatu yang terus bergerak dari masa silam bermuara ke masa kini dan
berlanjut ke masa depan.
Waktu terus berjalan pada saat seorang atau
suatu bangsa mulai menjadi tua dan digantikan oleh generasi berikutnya. Bahkan
waktu terus berjalan pada saat seseorang atau suatu bangsa hanya
bersenang-senang dan bermalas-malasan, atau sebaliknya, seseorang atau suatu
bangsa sedang membuat karya-karya besar. Dengan memiliki kesadaran sejarah yang
baik, seseorang akan senantiasa berupaya mengukir sejarah kehidupannya dengan
sebaik-baiknya.
b) Memberikan Pelajaran yang Baik
Dengan mempelajari sejarah seseorang atau
suatu bangsa akan bercermin dan menilai perisriwa-peristiwa mana yang merupakan
prestasi dan peristiwa-peristiwa mana yang merupakan kegagalan.
Peristiwa-peristiwa sejarah pada masa lalu, baik yang positif maupun yang
negative dijadikan hikmah agar kesalahan-kesalahan yang pernah ada tidak
terulang lagi. Misalnya:Pada tahun 1949-1950 bangsa Indonesia menerapkan bentuk
pemerintahan federal (RIS) sebagai hasil kesepakatan KMB. Akan tetapi, bentuk
pemerintahan seperti ini gagal diterapkan di Indonesia. Demikian halnya pada
tahun1950-1959, Indonesia menerapkan system pemerintahan liberal-perlementer
berdasarkan UUDS 1950 juga mengalami kegagalan. Pada masa demokrasi terpimpin
bangsa Indonesia tidak konsisten dengan garis politik bebas aktif dan cenderung
condong ke Blok Timur. Akibatnya timbulllah tragedy peristiwa G 30 S/PKI.
Setelah peristiwa tersebut, muncullah pemerintahan Orde Baru yang menggantikan
peerintahan sebelumnya, namun kehidupan pada masa Orde Baru banyak diwarnai
oleh KKN sehingga melahirkan gerakan reformasi yang dimotori oleh mahasiswa.
Gerakan tersebut akhirnya menumbangkan pemerintahan Orde Baru. Dengan
pengalaman sejarah tersebut tentunya
kita tidak ingin mengalami kegagalan yang sama.
c) Sumber Inspirasi
Sejarah berupaya merekam aktivitas manusia
pada masa silam. Pengetahuan dan cita-cita masa lampau dapat menjadi sumber
inspirasi dalam rangka menumbuhkan cita-cita masa depan. George Macaulay
Travelyan berpendapat bahwa di dalam pendidikan dan usaha menumbuhkan cita-cita
masa kini dan hari esok, pengetahuan tentang cita-cita masa lampau merupakan
sumber ilham yang penting.
d) Sarana Rekreatif
Sejarah dalam bentuk kisah sering kali
menjadi sumber bacaan yang mengasyikkan karena merupakan kisah nyata yang
menarik dengan gaya bahasa yang memikat. Karya sejarah yang demikian dapat
menghibur karena dapat menumbuhkan suasana hati yang menyenangkan. Karya-karya
sejarah yang menarik ditulis dengan gaya sastra, seperti: Hulubalang Raja,
Surapati, dan La Hami, karya Nur SUtan Iskandar yang diterbitkan oleh Balai
Pustaka. Demikian juga pengalaman Paramita Jayadiningrat di Malang selatan di
tengah gerilyawan dan pengungsi sebagai paramedis yang cukup mengharukan. Karya
lain seperti surat-surat sastrawan Iwan Simatupang yang merekam keadaan
masyarakat pertengahan tahun 1960-an dengan narasi bernuansa sejarah prolog
peristiwa G 30 S/PKI 1965.
e)
Memperkokoh Rasa Kebangsaan(Nasionalisme)
Suatu bangsa adalah suatu kelompok sosial
yang ditinjau dari berbagai segi memiliki banyak perbedaan. Terbentuknya suatu
bangsa disebabkan adanya kesamaan sejarah besar di masa lampau dan adanya
kesamaan keinginan untuk membuat sejarah besar bersama di masa yang akan
datang. Sebagai contoh, Bangsa Indonesia sejak zaman prasejarah telah memiliki
kesamaan sejarah. Kemudian memiliki zaman keemasan pada zaman Sriwijaya,.
Mataram Hindu-Buddha, dan Majapahit. Setelah itu bangsa Indonesia berada pada
zaman penjajahan selama ratusan tahun. Perjalanan sejarah bangsa Indonesia
tersebut menjadi ingatan kolektif yang dapat menimbulkan rasa solidaritas dan
mempertebal semangat kebangsaan.
f) Memberikan Ketegasan Identitas Nasional
dan Kepribadian Suatu Bangsa.
Kepribadiandan identitas nasional suatu
bangsa terbentuk dari keseluruhan pengalaman sejarah suatu bangsa tersebut.
Karena setiap bangsa memiliki penglaman sejarah yang berbeda-beda maka
kepribadian suatu bangsa akan berbeda-beda pula. Oleh karena itu, kepribadian
seseorang atau suatu bangsa sering kali dikatakan unik atau khas. Dengan
mempelajari sejarah akan lebih memperjelas identitas nasional dan kepribadian
suatu bangsa. David Gordon bahwa sejarah merupakan pengalaman kolektif suatu
bangsa pada masa lalu. Apa yang dilakukan oleh tokoh-tokoh yang diidealkan
sebagai pahlawan menjadi sumber identitas dengan memerikan makna untuk
menentukan nasib perjalanan sejarah bangsanya.
C. Model Pembelajaran:
1. Model:
Pembelajaran Kooperatif (MPK)
2. Metode:
diskusi dan tanya jawab
D. Langkah-langkah kegiatan
Pertemuan Pertama (1 x 45 menit)
Untuk Tujuan Pembelajaran No: a.1., b.1. dan tujuan
afektif
Kegiatan Awal (+ 5 menit)
Kegiatan
|
Penilaian oleh Pengamat
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
|
Memotivasi siswa dengan menunjukkan
beberapa contoh berbagai
fenomena dalam kehidupan sehari-hari yang termasuk
bukti adanya keterkaitan antara keadaan masa sekarang dengan kejadian atau
peristiwa pada masa lalu dengan menunjukkan gambar-gambar dan skema di depan
kelas. Ketika guru menunjukkan fenomena tersebut, guru
memulai diskusi dengan menanyakan kepada siswa “Tahukah kalian mengapa
peristiwa tersebut dapat terjadi?” (dinantikan opini
siswa dan pertanyaan-pertanyaan
pengarah sejenis lainnya. Diharapkan selama diskusi dan tanya jawab tersebut,
siswa menyumbang ide/ opini atau
berpendapat, sementara siswa
lain mendengarkan pendapat temannya dan
terbuka ketika mendengarkan
pendapat teman, serta tidak mencela pendapat teman dengan cara yang kasar.
Tanya jawab dan diskusi digunakan untuk mengarahkan siswa kepada tujuan
pembelajaran yang meliputi kognitif,
psikomotor dan afektif (Fase 1 MPK: memotivasi siswa dan
menyampaikan tujuan pembelajaran)
|
Kegiatan Inti (+ 35 menit)
Kegiatan
|
Penilaian oleh Pengamat
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
|
Dengan tanya jawab dan diskusi menggunakan Media Power Point) memfasilitasi
siswa dalam menemukan pengertian sejarah berdasarkan
asal usul kata (Fase 2 MPK)
|
||||
Mengorganisasikan siswa dalam
kelompok-kelompok kooperatif yang
setiap kelompoknya terdiri dari 3 – 4 siswa. Selanjutnya membagikan LKS 1 SMA
kepada tiap kelompok. Ketika mendistribusikan LKS,
guru membimbing siswa untuk peduli dengan cara membantu teman yang membutuhkan dengan menunjuk
beberapa siswa untuk membantu guru membagikan LKS 1 SMA dan berkomunikasi secara
santun dengan anggota kelompok yang masih kekurangan lembar LKS 1 SMA (Fase 3
MPK).
|
||||
Membimbing siswa mengkaji pendapat para
tokoh tentang sejarah dan meminta siswa untuk mengemukakan secara jujur apa
yang mereka ketahui tentang pendapat para tokoh mengenai sejarah, kemudian
meminta
siswa tertentu untuk peduli dengan
cara menyumbang ide dalam
membantu teman yang membutuhkan (Fase 4 MPK)
|
||||
Membimbing siswa menunjukkanpersamaan dan perbedaan
berbagai pendapat tokoh tentang sejarah
dengan mengacu pada Kunci LKS 2 SMA. Guru perlu menekankan perlunya siswa secara jujur dengan mengatakan
apa adanya ketika mereka belum memahami. Selain itu, perlu juga untuk memberikan
pengalaman belajar agar yang pandai membantu teman
yang membutuhkan bantuan (Fase 4 MPK)
Meminta setiap kelompok menunjukkan kreativitasnya dan berfikir
logis dalam merumuskan deskreipsi pengertian sejarah
. Setiap siswa didorong untuk peduli, bekerja sama dan ikut bertanggung jawab atas
terselesaikannya tugas itu. (Fase 5 MPK)
Melakukan evaluasi formatif dengan cara meminta
satu-dua kelompok untuk secara
bergiliran bertanggung jawab dan melakukan yang
terbaik untuk mengkomunikasikan
hasil kerja kelompoknya dengan mempresentasikan kinerjanya
dan ditanggapi kelompok lain. Siswa yang menunjukkan toleransi terhadap perbedaan
pendapat segera diberi pujian sebagai umpan balik agar karakter
ini diikuti siswa lain. Siswa yang mencela ide teman secara tidak santun
segera diingatkan agar tidak ditiru temannya (Fase 5 dan 6 MPK).
|
||||
Kegiatan Penutup (+ 5 menit)
|
||||
Membimbing siswa, merangkum tentang pengertian
sejarah berdasarkan asal usul kata dan pendapat para tokoh dengan bantuan
Media Slide Power Point dan Media Macro Flash.
Memberikan tugas rumah
berupa laporan studi pustaka yang sudah dikerjakan berdasarkan LKS 1 SMA.
Sebagai
pengayaan, siswa diminta mengerjakan kegiatan secara mandiri di luar jam
pelajaran LKS 2 untuk memberikan latihan lanjutan tentang pengertian
sejarah secara umum.
|
Keterangan
bagi pengamat dalam menilai(Rubrik)
1: tidak
dilakukan sama sekali (TIDAK BAIK)
2:
sebagianbesar tidak dilakukan (KURANG BAIK)
3:
sebagian besar dilakukan (CUKUP BAIK)
4:
dilakukanseluruhnya sesuai skenario (BAIK)
Pertemuan Kedua (1 x 45 menit)
Untuk tujuan pembelajaran a2, b.2 dan tujuan afektif
Pembukaan (+ 15 menit)
Kegiatan
|
Penilaian oleh Pengamat
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
|
Guru mengingatkan materi sebelumnya tentang pengertian
sejarah berdasarkan asal usul kata dan pendapat beberapa tokoh.
Guru mereview tugas rumah siswa
(Pengayaan LKS 2 SMA) dengan meminta dua orang wakil siswa untuk mengkomunikasikan
hasil terbaiknya untuk memperkuat pemahaman
pengertian sejarah siswa. Diharapkan siswa menyumbang ide atau berpendapat, sementara siswa lain mendengarkan pendapat temannya dan terbuka ketika mendengarkan
pendapat teman, serta tidak
mencela pendapat teman dengan kasar. Guru mengarahkan jalannya review tugas dengan memberikan penghargaan
terhadap sumbangan ide/jawaban siswa yang terbagus. Guru juga memberikan
pujian terhadap siswa yang mampu mendengarkan pendapat temannya dengan baik,
bersifat terbuka dan tidak mencela pendapat temannya (Fase 1 MPK).
Memotivasi siswa dengan
melontarkan pertanyaan seperti “Apakah pendapat para
tokoh tentang sejarah tersebut pada hakekatnya memiliki makna yang sama?” “Hal-hal apa saja
yang terkandung di dalam pengertian sejarah?” Guru mengarahkan jawaban siswa dengan mengakhirinya dengan mengkomunikasikan tujuan pembelajaran proses, psikomotor, dan keterampilan sosial dan karakter (Fase 1 MPK).
|
Inti (+ 35 menit)
Kegiatan
|
Penilaian oleh Pengamat
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
|
Melalui tanya
jawab dan diskusi mengarahkan siswa untuk menemukan dan memahami
konsep sejarah sebagai peristiwa dan sejarah sebagai isah (Slide 2, Macro flash 4, 5 dan 9). Hal yang sama dilakukan dalam memfasilitasi siswa dalam menemukan dan
memahami konsep sejarah
sebagai ilmu dan sejarah sebagai seni.
Melalui gambar
tentang sejarah sebagai peristiwa (Media Flash 6, 7
dan 8) dan
gambar-gambar tentang silsilah berrbagai keluarga (Slide
3) memberikan bimbingan lanjutan tentang arti sejarah sebagai kisah. Hal
yang sama dilakukan untuk pemahaman sejarah sebagai ilmu dan sejarah sebagai
seni (Fase 2 MPK).
Ketika proses tanya
jawab dan diskusi dalam upaya untuk menemukan konsep, guru juga memberikan
pengalaman belajar untuk membentuk afektif siswa dengan menekankan perlunya
siswa bersikap jujur dengan mengatakan apa adanya ketika belum
memahami, dan menghimbau siswa lain untuk peduli dan terbuka terhadap
jawaban siswa lain. Selain
itu guru juga selalu mendorong siswa untuk mengkomunikasikan hasil
terbaiknya ketika menyumbang ide atau
berpendapat, sementara siswa lain harus mendengarkan pendapat temannya dan bersikap terbuka ketika mendengarkan
pendapat teman, serta tidak
mencela pendapat teman dengan kasar.
|
||||
Mengorganisasikan siswa dalam
kelompok-kelompok kooperatif yang
setiap kelompoknya terdiri dari 2 – 3 siswa. Selanjutnya membagikan LKS 3 SMA
kepada tiap kelompok. Ketika mendistribusikan LKS,
guru membimbing siswa untuk peduli dengan cara membantu teman yang membutuhkan dengan
menunjuk beberapa siswa untuk membantu guru membagikan LKS 3 SMA (Fase 3 MPK).
|
||||
Membimbing siswa untuk mengerjakan LKS 3 SMA dengan cara
meminta siswa untuk jujur mengatakan apa adanya bila belum dapat memahami
dan mengisi LKS 3 SMA dan meminta siswa yang pandai untuk peduli dengan cara membantu teman yang
membutuhkan bantuan (Fase 4 MPK)
|
||||
Meminta setiap kelompok menunjukkan kerjasama dalam mempersiapkan
bahan presentasi hasil kelompoknya untuk dikomunikasikan di kelas. Setiap siswa didorong untuk peduli dan ikut bertanggung
jawab dan bekerja
sama atas terselesaikannya tugas itu.
(Fase 4 MPK)
Melakukan evaluasi formatif dengan cara
meminta satu-dua kelompok mempresentasikan kinerjanya dan ditanggapi kelompok
lain. Siswa yang menunjukkan terbuka (toleransi) terhadap perbedaan segera diberi pujian sebagai umpan balik agar karakter ini diikuti
siswa lain. Siswa yang mencela ide teman secara tidak santun segera
diingatkan agar tidak ditiru temannya.
Selain itu, melalui tanya jawab dan diskusi, mengecek
pemahaman siswa dan memberikan umpan balik untuk mengetahui kemampuan siswa
dalam menerapkan konsepsejarah sebagai peristiwa, sejarah sebagai kisah,
sejarah sebagai ilmu, dan sejarah sebagai seni. Ketika proses diskusi, guru perlu menekankan bahwa ketika siswa mengkomunikasikan
hasil diskusi kelompok terbaiknya, diharapkan siswa menyumbang ide atau berpendapat, sementara siswa lain mendengarkan pendapat temannya dan terbuka ketika mendengarkan
pendapat teman, serta tidak mencela pendapat teman dengan
kasar (Fase 5, 6 MPK)
|
Penutup (+ 5 menit)
Kegiatan
|
Penilaian oleh Pengamat
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
|
Guru membimbing siswa untuk merangkum
tentang apa yang sudah diperoleh dalam pembelajaran terkait dengan pemahaman
sejarah sebagai peristiwa, sejarah sebagai kisah, sejarah sebagai ilmu, dan
sejarah sebagai seni dengan
menggunakan gambar yang ada di slide dan animasi Macro Media Flash 9.
Tugas pengayaan di rumah: Membuat Presentasi dalam bentuk Power Point dengan bahan/informasi dari internet.
|
Keterangan bagi pengamat dalam
menilai
1: tidak dilakukan sama sekali
(tidak baik)
2: sebagian tidak dilakukan (kurang
baik)
3: sebagian dilakukan (cukup baik)
4: dilakukan (baik)
Pertemuan Ketiga (1 x 45 menit)
Untuk Tujuan Pembelajaran No: a.3, b.3 dan tujuan
afektif
Kegiatan Awal (+ 5 menit)
Kegiatan
|
Penilaian oleh Pengamat
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
|
Memotivasi siswa dengan menunjukkan
beberapa contoh dengan gambar-gambar berbagai fenomena dalam kehidupan sehari-hari yang termasuk bukti adanya keumuman-keumuman dalam
kejadian-kejadian tersebut. Guru kemudian menunjukkan gambar-gambar tentang
time series, dan kemudian guru menunjukkan gambar-gambar penggalan-penggalan
dari time series tersebut, dalam hal ini penggalan diletakkan pada abad dan
milinium Ketika guru menunjukkan fenomena tersebut, guru
memulai diskusi dengan menanyakan kepada siswa “Tahukah kalian mengapa
peristiwa-peristiwa tersebut memiliki kecenderungan
yang sama?”
(dinantikan opini siswa) “Mengapa manusia membagi-bagi waktu, ada detik, menit, jam, hari, minggu,
bulan, tahun dan seterusnya?,
Sebrapakah pentingkah urut-urutan waktu?, dan pertanyaan-pertanyaan pengarah sejenis lainnya. Diharapkan selama
diskusi dan tanya jawab tersebut, siswa menyumbang
ide/ opini atau
berpendapat, sementara siswa
lain mendengarkan pendapat temannya dan
terbuka ketika mendengarkan
pendapat teman, serta tidak mencela pendapat teman dengan cara yang kasar.
Tanya jawab dan diskusi digunakan untuk mengarahkan siswa kepada tujuan
pembelajaran yang meliputi kognitif,
psikomotor dan afektif (Fase 1 MPK: memotivasi siswa dan
menyampaikan tujuan pembelajaran)
|
Kegiatan Inti (+ 35 menit)
Kegiatan
|
Penilaian oleh Pengamat
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
|
Dengan tanya jawab dan diskusi menggunakan gambar-gambar (Slide
1, 2, 3 Media Power Point) memfasilitasi siswa dalam menemukan konsep generalisasi, periodisasi, dan
kronologi (Fase 2 MPK)
|
||||
Mengorganisasikan siswa dalam
kelompok-kelompok kooperatif yang
setiap kelompoknya terdiri dari 3 – 4 siswa. Selanjutnya membagikan LKS 1 SMA
kepada tiap kelompok. Ketika mendistribusikan LKS,
guru membimbing siswa untuk peduli dengan cara membantu teman yang membutuhkan dengan menunjuk
beberapa siswa untuk membantu guru membagikan LKS 1 SMA dan berkomunikasi secara
santun dengan anggota kelompok yang masih kekurangan lembar LKS 1 SMA (Fase 3
MPK).
|
||||
Membimbing siswa merumuskan konsep
generalisasi, periodisasi, dan kronologi dalam sejarah dalam gambar di LKS 1 SMA dengan cara
meminta siswa jujur mengatakan apa adanya bila belum dapat merumuskan konsep generalisasi, periodisasi, dan
kronologi dalam sejarah , kemudian meminta siswa tertentu untuk peduli dengan cara menyumbang ide dalam membantu teman yang membutuhkan (Fase 4 MPK)
|
||||
Membimbing siswa memberikan contoh generalisasi,
contoh periodisasi, dan contoh kronologi dalam sejarah dengan mengacu pada
Kunci LKS 2 SMA. Guru perlu
menekankan perlunya siswa secara jujur dengan mengatakan apa adanya ketika
mereka belum memahami. Selain itu, perlu juga untuk memberikan pengalaman
belajar agar yang pandai membantu teman yang
membutuhkan bantuan (Fase 4 MPK)
Meminta setiap kelompok menunjukkan kreativitasnya dan berfikir
logis dalam merumuskan konsep generalisasi,
periodisasi, dan kronologi. Setiap siswa didorong untuk peduli, bekerja sama dan ikut bertanggung jawab atas
terselesaikannya tugas itu. (Fase 5 MPK)
Melakukan evaluasi formatif dengan cara meminta
satu-dua kelompok untuk secara
bergiliran bertanggung jawab dan melakukan yang
terbaik untuk mengkomunikasikan
hasil kerja kelompoknya dengan mempresentasikan kinerjanya
dan ditanggapi kelompok lain. Siswa yang menunjukkan toleransi terhadap perbedaan
pendapat segera diberi pujian sebagai umpan balik agar karakter
ini diikuti siswa lain. Siswa yang mencela ide teman secara tidak santun
segera diingatkan agar tidak ditiru temannya (Fase 5 dan 6 MPK).
|
Kegiatan Penutup (+ 5 menit)
Kegiatan
|
Penilaian oleh Pengamat
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
|
Membimbing siswa, merangkum tentang konsep
generalisasi, periodisasi, dan kronologi dengan bantuan Media Slide Power
Point dan Media Macro Flash.
Memberikan tugas rumah
berupa laporan studi pustaka yang sudah dikerjakan berdasarkan
LKS 1 SMA.
Sebagai
pengayaan, siswa diminta mengerjakan kegiatan secara mandiri di luar jam
pelajaran LKS 2 untuk memberikan latihan lanjutan tentang contoh-contoh
generalisasi, periodisasi, dan kronologi.
|
Keterangan
bagi pengamat dalam menilai(Rubrik)
1: tidak
dilakukan sama sekali (TIDAK BAIK)
2:
sebagianbesar tidak dilakukan (KURANG BAIK)
3:
sebagian besar dilakukan (CUKUP BAIK)
4:
dilakukanseluruhnya sesuai skenario (BAIK)
Pertemuan Keempat (1 x 45 menit)
Untuk tujuan pembelajaran a.4,
b.4 tujuan afektif
Pembukaan (+ 5 menit)
Kegiatan
|
Penilaian oleh Pengamat
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
|
Guru mengingatkan materi sebelumnya tentang
konsep generalisasi, periodisasi, dan kronologi dalam sejarah.
Guru mereview tugas rumah siswa
(Pengayaan LKS 2 SMA) dengan meminta dua orang wakil siswa untuk mengkomunikasikan
hasil terbaiknya untuk memperkuat konsep generalisasi, periodisasi, dan kronologi. Diharapkan siswa menyumbang ide atau berpendapat, sementara siswa lain mendengarkan pendapat temannya dan terbuka ketika mendengarkan
pendapat teman, serta tidak
mencela pendapat teman dengan kasar. Guru mengarahkan jalannya review tugas dengan memberikan penghargaan
terhadap sumbangan ide/jawaban siswa yang terbagus. Guru juga memberikan
pujian terhadap siswa yang mampu mendengarkan pendapat temannya dengan baik,
bersifat terbuka dan tidak mencela pendapat temannya (Fase 1 MPK).
Memotivasi siswa dengan
melontarkan pertanyaan seperti “Apakah gunanya orang
mempelajari sejarah?” Adakah sejarah memberi faedah bagi kehidupan manusia??” Guru mengarahkan jawaban siswa dengan
mengakirinya dengan mengkomunikasikan tujuan
pembelajaran proses, psikomotor, dan keterampilan sosial dan karakter (Fase 1 MPK).
|
Inti (+ 35 menit)
Kegiatan
|
Penilaian oleh Pengamat
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
|
Melalui tanya
jawab dan diskusi mengarahkan siswa untuk menemukan dan memahami
konsep bahwa setiap ilmu pengetahuan memiliki manfaat atau kegunaan bagi
kehidupan manusia. Slide 2,
Macro flash 4, 5 dan 9). Hal yang sama dilakukan dalam memfasilitasi
siswa dalam menemukan dan memahami kegunaan sejarah
bagi kehidupan manusia, dimana kegunaan ini meliputi
a)
memberikan kesadaran waktu, b) memberikan pelajaran yang baik,
c) sumber inspirasi, d) sarana rekreatif,
e) memperkokoh rasa kebangsaan(nasionalisme, dan f) memberikan ketegasan identitas nasional
dan kepribadian suatu bangsa.
Ketika proses tanya
jawab dan diskusi dalam upaya untuk menemukan kegunaan
sejarah bagi kehidupan manusia berlangsung, guru juga memberikan pengalaman belajar untuk membentuk afektif siswa
dengan menekankan perlunya siswa bersikap jujur dengan
mengatakan apa adanya ketika belum memahami, dan menghimbau siswa lain untuk peduli
dan terbuka terhadap jawaban siswa lain. Selain itu guru juga selalu mendorong siswa
untuk mengkomunikasikan hasil terbaiknya ketika menyumbang ide atau berpendapat,
sementara siswa lain harus mendengarkan
pendapat temannya dan bersikap terbuka ketika mendengarkan pendapat teman, serta tidak
mencela pendapat teman dengan kasar.
|
||||
Mengorganisasikan siswa dalam
kelompok-kelompok kooperatif yang
setiap kelompoknya terdiri dari 2 – 3 siswa. Selanjutnya membagikan LKS 3 SMA
kepada tiap kelompok. Ketika mendistribusikan LKS,
guru membimbing siswa untuk peduli dengan cara membantu teman yang membutuhkan dengan
menunjuk beberapa siswa untuk membantu guru membagikan LKS 3 SMA (Fase 3 MPK).
|
||||
Membimbing siswa untuk mengerjakan LKS 3 SMA dengan cara
meminta siswa untuk jujur mengatakan apa adanya bila belum dapat memahami
dan mengisi LKS 3 SMA dan meminta siswa yang pandai untuk peduli dengan cara membantu teman yang membutuhkan
bantuan (Fase 4 MPK)
|
||||
Meminta setiap kelompok menunjukkan kerjasama dalam mempersiapkan
bahan presentasi hasil kelompoknya untuk dikomunikasikan di kelas. Setiap siswa didorong untuk peduli dan ikut bertanggung
jawab dan bekerja
sama atas terselesaikannya tugas itu.
(Fase 4 MPK)
Melakukan evaluasi formatif dengan cara
meminta satu-dua kelompok mempresentasikan kinerjanya dan ditanggapi kelompok
lain. Siswa yang menunjukkan terbuka (toleransi) terhadap perbedaan segera diberi pujian sebagai umpan balik agar karakter ini diikuti
siswa lain. Siswa yang mencela ide teman secara tidak santun segera
diingatkan agar tidak ditiru temannya.
Selain itu, melalui tanya jawab dan diskusi, mengecek
pemahaman siswa dan memberikan umpan balik untuk mengetahui kemampuan siswa
dalam memahami kegunaan sejarah bagi kehidupan manusia. Ketika proses diskusi, guru perlu menekankan
bahwa ketika siswa mengkomunikasikan hasil diskusi
kelompok terbaiknya, diharapkan siswa menyumbang
ide atau berpendapat, sementara siswa lain mendengarkan pendapat temannya dan terbuka ketika mendengarkan pendapat teman, serta tidak mencela pendapat teman dengan
kasar (Fase 5, 6 MPK)
|
Penutup (+ 5 menit)
Kegiatan
|
Penilaian oleh Pengamat
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
|
Guru membimbing siswa untuk merangkum
tentang apa yang sudah diperoleh dalam pembelajaran terkait dengan kegunaan
sejarah bagi kehidupan manusia .
Tugas pengayaan di rumah: Membuat Presentasi dalam bentuk Power Point dengan bahan/informasi dari internet.
|
Keterangan bagi pengamat dalam
menilai
1: tidak dilakukan sama sekali
(tidak baik)
2: sebagian tidak dilakukan (kurang
baik)
3: sebagian dilakukan (cukup baik)
4: dilakukan (baik)
Catatan: Evaluasi dilakukan pada jam tersendiri
dengan menggunakan format LP1: Produk, LP 2: Proses, LP 3: Psikomotor, LP 4: Lembar pengamatan karakter, dan LP 5: Lembar pengamatan keterampilan sosial.
E. Sumber Pembelajaran
1. Buku Siswa: M. Habib Mustopo dkk . Buku Sejarah Kelas X.
Yudistira. Bogor.
2. LKS 1:
Pengertian sejarah berdasarkan asal usul kata dan pendapat beberapa tokoh
3. LKS 2: Sejarah sebagai peristiwa, kisah, ilmu,
dan seni
4. LKS 3: Generalisasi, periodisasi dan kronologi
dalam sejarah
5. LKS 4:
Kegunaan sejarah bagi kehidupan manusia
6. Kunci LKS 1,
Kunci LKS 2, Kunci LKS 3, Kunci LKS 4
6. Tabel Spesifikasi
7. LP 1: Produk, LP 2: proses, LP 3: Psikomotor, LP 4: Pengamatan
Perilaku Berkarakter; LP 5: Pengamatan Keterampilan Sosial
8. Kunci LP 1, Kunci LP 2,
Rincian Tugas Kinerja LP 3
9. Silabus
10. Slide 1, 2 dan 3
11. Media Flash 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,8 dan 9
Daftar Pustaka
Ali, R. Moh. 2005. Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia. Yogyakarta: PT Lkis Pelangi
Aksara
Ayatrohaedi. 1985. Kepribadian Budaya Bangsa (Local Genius). Jakarta: PT Pustaka Jaya
Gottschalk, Louis. 1969. Mengerti Sejarah. Terjemahan Nugroho
Notosusanto. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI Press)
E. Tamburaka, Rustam. 1997. Pengantar Ilmu Sejarah, Sejarah Ilmu
Filsafat & IPTEK. Jakarta: Rineka Cipta
Koentjaraningrat. 1980. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta :
Rineka Cipta
Kuntowijoyo. 2001. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta. Bentang
Rickles, M.C. 2005. Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Poesponegoro, Mawarti Joend dan Nugroho
Notosusanto.1990. Sejarah Nasional
Indonesia Jilid I. Jakarta: Balai Pustaka
Sartono, Kartodirjo. 2001. Indonesian Historiography. Yogyakarta:
Kanisius
Soekmono, R, 1992. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia Jilid I. Yogyakarta:
Kanisius
C. LEMBAR
KEGIATAN SISWA
Nama/Kelompok
_______________________ Kelas: _________ Tgl: _______________
LKS 1: PENGERTIAN SEJARAH BERDASARKAN ASAL USUL KATA DAN
PENDAPAT PARA TOKOH
Tujuan:
1. Memahami arti kata sejarah yang berarti pohon
silsilah
2. Mendiskripsikan silsilah keluarga
3. Menulis dengan baik dan benar
Alat dan Bahan
1. Kertas karton
2. Alat tulis / spidol
3. Penggaris
4. Pewarna, bisa stabile atau spidol warna
5. Komputer
6. Data-data tentang orang tua, kakek, nenek, buyut,
canggah, dan seterusnya
Kegiatan
1. Persiapkan data-data tentang orang tua, kakek,
nenek, buyut, canggah, dan seterusnya
2. Buat bagan silsilah seperti bagan pohon, dimana
ada, cabang, ranting, tangkai, dan seterusnya di computer
3. Print bagan pohon silsilah keluarga yang sudah jadi
4. Siapkan kertas karton
5. Pada margin atas, bawah, kanan, dan kiri garis
lurus 3 cm
6. Buat bagan pohon silsilah di kerta karton dengan
spidol
7. Isi masing-masing lokasi batang, cabang, ranting,
tangkai dan serrusnya dengan nama orang tua terus ke atas sampai seperti
tersedia pada data
8. Warnai masing-masing lokasi berikut nama dengan
warna yang berbeda-beda
KUNCI LKS
1: PENGERTIAN SEJARAH BERDASARKAN ASAL USUL
KATA DAN PENDAPAT PARA AHLI
Nama/Kelompok _______________________
Kelas: _________ Tgl: _______________
LKS 2: SEJARAH SEBAGAI
ILMU DAN SENI
Tujuan
1. Memahami sejarah sebagai seni
2. Membedakan sejarah sebagai peristiwa, kisah, ilmu,
dan seni
Alat dan Bahan
1. Buku-buku literature tentang pengantar ilmu sejarah
2. Buku-buku sejarah yang merupakan saduran dari
disertasi/tesis sejarah
3. Buku-buku filsafat ilmu
4. Komputer
5. Internet
Kegiatan
1. Membaca buku-buku yang telah disiapkan
2. Membuka internet untuk menambah materi
3. Mendiskusikan dalam kelompok (7-8 siswa):
a. Kelompok
1 sejarah sebagai ilmu
b. Kelompok
2 sejarah sebagai seni
c. Kelompok
3 sejarah sebagai ilmu
d. Kelompok
4 sejarah sebagai seni
4. Masing-masing kelompok satu demi satu melaporkan
hasil diskusinya di depan kelas dengan salah satu anggota kelompok sebagai
pembicara mewakili kelompoknya.
5. Anggota kelompok yang tidak presentasi
memperhatikan presentasi dari kelompok yang presentasi dan memberikan
masukan-masukan positif.
6. Merangkum hasil diskusi oleh semua siswa dalam
kelas.
Nama/Kelompok
_______________________ Kelas: _________ Tgl: _______________
LKS 3: GENERALISASI, PERIODISASI, DAN KRONOLOGI DALAM
SEJARAH
Tujuan
1. Memahami konsep generalisasi
2. Memahami konsep periodisasi
3. Memahami konsep kronologi
Alat dan Bahan
1. Kertas atau buku
2. Ballpoint
3. Buku pelajaran sejarah SMA Kelas X
Kegiatan
1. Masing-masing siswa menyusun periode hidup dirinya
2. Periode hidup tersebut dimulai dari lahir sampai
dengan saat ini
3. Periode hidup tersebut disusun secara kronologis
4. Periode hidup tersebut mengungkapkan masa-masa
menyenangkan dan
masa-masa
tidak menyenangkan
5. Periode hidup tersebut juga mencantumkan masa-masa
yang dianggap
sebagai masa
kesuksesan dan juga masa-masa yang dianggap masa
kegagalan
6. Berdiskusi dengan temannya di kelompok kecil untuk
mencari persamaan
Persamaan
dalam periode hidup yang disusun
KUNCI LKS 3: GENERALISASI, PERIODISASI,
DAN KRONOLOGI DALAM SEJARAH
A. Generalisasi :
kecenderungan-kecenderungan umum dalam sejarah,
Misalnya dari
peristiwa-peristiwa sejarah diketahui :
·
Pergantian
penguasa di tanah Jawa, Indonesia selalu
Disertai dengan pertumpahan
darah
·
Dalam
peperangan pihak yang berada di atas, missal di udara atau di atas bukit selalu
mengalahkan pihak yang berada di bawah atau di lembah
B. Periodisasi :
adalah pembabahan waktu dalam sejarah, fungsinya
untuk mempermudah
mempelajari kejadian-kejadian
sejarah sesuai dengan
masanya. Untuk sejarah
Indonesia ada beberapa
periode misalnya periode
prasejarah, zaman
Hindu/Budha, Zaman Islam, Zaman
colonial, dan sebagainya
C. Kronologi :
lebih sebagai penyajian peristiwa sejarah sebagai kisah,
disampaikan sesuai
dengan urut-urutan waktu dari
kelampauan ke kekinian.
Hal ini disamping memper-
mudah memahami peristiwa
sejarah juga untuk dapat
dikonstruksi sebab
musababnya terjadinya suatu
peristiwa sejarah. Dalam
hal pengajaran sejarah
pendekatan time series
adalah mengandung makna
kronologis sejarah
Nama/Kelompok
_______________________ Kelas: _________ Tgl: _______________
LKS 4: KEGUNAAN SEJARAH DALAM
KEHIDUPAN MANUSIA
Tujuan
1. Memahami kegunaan sejarah bagi manusia
2. Memberikan contoh-contoh kegunaan sejarah bagi
manusia
3. Menjelaskan hidup manusia yang menggunakan sejarah
dan yang tidak menggunakan sejarah
Alat dan Bahan
1. Kertas folio
2. Ballpoint
3. Buku-buku literature sejarah
Kegiatan
1. Masing-masing siswa membuat karangan tentang
kegunaan sejarah bagi manusia, contoh kegunaan sejarah bagimanusia dan
mendeskripsikan manusia yang menggunakan sejarah dengan yang tidak menggunakan
sejarah
2. Mengkomunikasikan hasil karangannya kepada
teman-temannya dalam kelompok kecil
3. Diantara siswa dalam satu kelompok saling member
masukan
4. Membuat kesimpulan hasil diskusi kelompok tentang
kegunaan sejarah bagi manusia, contoh kegunaan sejarah bagimanusia dan
mendeskripsikan manusia yang menggunakan sejarah dengan yang tidak menggunakan
sejarah
KUNCI LKS 4: KEGUNAAN SEJARAH DALAM
KEHIDUPAN MANUSIA
·
Memberikan
kesadaran waktu
·
Memberikan
pelajaran yang baik
·
Memperkokoh
rasa kebangsaan
·
Memberikan
ketegasan identitas nasional dan kepribadian suatu bangsa
·
Sumber
inspirasi
·
Sarana
rekreatif
·
Membuat
manusia bersikap bijak
·
Menghindarkan
manusia dari kesalahan yang sama yang telah dilakukan oleh nenek moyangnya
D.
BAHAN AJAR PENDUKUNG RPP
1. Pengertian sejarah berdasarkan asal usul
kata dan pandangan para tokoh
Dalam bahasa Inggris kata sejarah dikenal
dengan sebutan history, yang berasal dari bahasa
Yunani, istoria, yang berarti ilmu. Dalam perkembangannya kata istoria
diperuntukkan bagi pengkajian terhadap
segala sesuatu mengenai manusia secara kronologis. Dalam bahasa Jerman kata sejarah disebut dengan
geschichte, yang berarti sesuatu yang telah terjadi. Kata sejarah berasal dari bahasa Arab, yaitu
syajaratun yang berarti pohon. Kata pohon
biasanya bermakna pada hubungan keturunan atau asal usul keluarga atau
silsilah dinasti. Apabila kita
melihat gambaran silsilah raja atau dinasti gambaran itu akan seperti
pohon terbalik.
Para ahli sejarah memberikan
pengertian atau definisi yang bermacam-macam tentang sejarah, walaupun pada
hakekatnya hampir sama. Beberapa pengertian sejarah dari ahli-ahli sejarah
antara lain sebagai berikut:
a. Herodotus (484-425 SM)
”sejarah tidak berkembang ke
arah depan dengan tujuan pasti, melainkan bergerak seperti garis lingkaran yang
tinggi rendahnya diakibatkan oleh keadaan manusia”. Herodotus dikenal sebagai
sejarawan pertama di dunia berkebangsaan Yunani. Oleh karena itu, ia mendapat
julukan The Father of History atau Bapak Ilmu Sejarah.
b. Ibnu Khaldun (1332-1406)
Dalam bukunya berjudul Mukadimah,
Ia mendefinisikan sejarah adalah ”catatan tentang masyarakat umat manusia atau peradaban dunia
dan tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada watak masyarakat itu".
c. W.J.F. Poerwadarminta
Dalam bukunya berjudul Kamus
Umum Bahasa Indonesia, ia mengutarakan tiga pengertian sejarah sebagai berikut
:
1. Kesusastraan lama, silsilah, asal-usul.
2. Kejadian dan peristiwa yang benar-benar
terjadi pada masa lampau.
3. Ilmu pengetahuan, cerita pelajaran tentang
kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau.
d. R. Moh. Ali
Dalam bukunya Pengantar Ilmu Sejarah ia
menegaskan kata sejarah mengandung arti sebagai berikut.
1. sejumlah perubahan-perubahan, kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa
dalam kenyataan sekitar kita.
2. cerita tentang perubahan-perubahan, kejadian-kejadian, dan
peristiwa-peristiwa yang merupakan realitas tersebut
3. ilmu yang bertugas menyelidiki perubahan-perubahan, kejadian-kejadian
dan peristiwa yang merupakan realitas tersebut.
e. Kuntowijoyo
Sejarah
menurut Kontowijoyo adalah menyuguhkan fakta secara diakronis,
idiografis,
unik, dan empiris.
2. Sejarah sebagai peristiwa, kisah, ilmu dan
seni
a. Sejarah sebagai peristiwa dan kisah
segala sesuatu memilikisejrahnya
sendiri. Setiap individu, keluarga,
masyarakat, dan bangsa tumuh dan berkembang melalui sejarahnya sendiri-sendiri.
Semua hal yang sudah terjadi pada masa lampau tidak diubah oleh kita lagi
sekarang. Akan tetapi, masih dapat dikisahkan kembali sehingga setiap individu
atau kelompok memiliki kisah sendiri-sendiri. Oleh karena itu, sejarah juga
dapat dipahami dari dua aspek, yaitu sebagai berikut.
1. sejarah sebagai peristiwa atau realitas
(I’histoir realite) karena peristiwa atau kejadian sejarah itu benar-benar ada
dan terjadi. Peristiwa itu merupakan realitas
atau kenyataan sejarah yang benar-benar terjadi pada masa lampau dan idak
terulang kembali.
2. sejarah sebagai kisah sejarah
(L’histoir recite). Dalam pengertian ini sejarah dipandang sebagai kisah dari
peristiwa-peristiwa masa lampau. Dalam bentuk kisah sejarah inilah peristiwa
masa lalu dihadirkan kembali sebagai data sejarah.
Sehubungan dengan sejarah sebagai
peristiwa dan kisah, Sartono Kartodirjo membagi pengertian sejarah menjadi dua,
yaitu sejarah dalam arti obyektif dan sejarah dalam arti subyektif.
1. Sejarah dalam arti obyektif merupakan
kejadian atau peristiwa sejarah yang
tidak dapat terulang kembali.
2. Sejarah dalam arti subyektif adalah
suatu konstruksi (bangunan) yang disusun oleh penulis sebagai suatu uraian
cerita (kisah). Kisah tersebut merupakan suatu kesatuan dari rangkaian
fakta-fakta yang saling berkaitan.
Tidak semua peristiwa yang teklah terjadi
pada masa lampau digolongkan sebagai peristiwa sejarah. Peristiwa yang dapat
digolongkan sebagai peristiwa sejarah memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. peristiwa tersebut unik
Peristiwa sejarah merupakan
peristiwa yang unik, sebab setiap peristiwa sejarah hanya terjadi satu kali
(once) atau dalam bahasa Jerman dikenal dengan sebutan Einmaligh. Oleh karene,
tidak akan pernah ada peristiwa sejarah yang berulang. Setiap peristiwa akan
berbeda dengan peristiwa yang sebelumnya. Barangkali jenis peristiwanya sama,
tetapi pelaku, waktu, dan tempatnya akan berbeda.
2. peristiwa tersebut besar
pengaruhnya
Suatu peristiwa dianggap
sebagai peristiwa bersejarah apabila peristiwa tersebut memiliki pengaruh yang
besar pada masanya dan pada masa-masa berikutnya. Contohnya, peristiwa
pengucapan Sumpah Pemuda, walaupun hanya berlangsung singkat, dianggap sebagai
peristiwa bersejarah karena pengaruhnya yang besar terhadap persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia sampai sekarang.
Demikian halnya dengan peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia,
walaupun berlangsung singkat, sampai kini bangsa Indonesia dapat mengenyam
kemerdekaannya.
b. Sejarah sebagai ilmu dan senia dan oleh
siapa saja.
sebagai kisah,penyusunan cerita sejarah
sebenarnya dapat dilakukan kapan saja. Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita
dengar cerita sejarah dari juru kunci sebuah makam keramat, petunjuk jalan
(guide) turis asing, dan saksi-saksi di pengadilan. Kesemuanya memberikan uraian logis berdasarkan akal
sehat (common sense), imajinasi, keterampilan membawa cerita supaya menarik,
serta pengetahuan tentang fakta yang berkaitan tentang perisr\tiwa tersebut.
Seorang yang ingin tahu tentang suatu
kejadian misaknya suatu kecelakaan akan menanyakan bagaimana proses kejadian
tersebut dan pada umumnya sudah cukup puas dengan jawaban yang diterimanya.
Selanjutnya, kemampuan si pengisah bercerita dengan menggunakan gaya bahasa yang
menarik, bergairah dan hidup akan memikat perhatian. Sering kali gaya bahasa
akan menambah nilai sastra sehingga dapat digolongkan sebagai hasil karya
sastra. Disinilah berlaku suatu ungkapan bahwa di satu pihak sebagai ilmu dan
di pihak lain sebagai seni.
Perlunya teori dan metodologi dalam
sejarah sebagai ilmu karena penulisan sejarah tidak semata-mata bertujuan untuk
menceritakan suatu kejadian, tetapi juga bermaksud untuk menerangkan kejadian
itu dengan mengkaji sebab-sebabnya, kondisi lingkungannya, dan konteks
budaya-sosial. Pendek kata menerangkan komponen, baik internal maupun
eksternal.
1. sejarah sebagai ilmu
Sebagai ilmu, sejarah memiliki ciri-ciri
sebagai berikut/
a. empiris
empiris berasal dari kata emperia dari
bahasa Yunani yang berarti pengalaman. Sejarah sangat bergantung pada pegalaman
manusia. Pengalaman tersebut dan direkam dalam dokumen dan
peninggalan-peninggalan sejarah lainnya. Sumber-sumber sejrarah tersebut,
kemudian diteliti oleh sejarawan untuk menemukan fakta. Fakta-fakta tersebut
diinterprestasikan, kemudian dilakukan penulisan sejarah.
2/ Memiliki obyek
Kata obyek berasal dari kata objectus
artinya yang di hadapan,sasaran, tujuan. Setiap ilmu harus memiliki tujuan dan
objek material atau sasaran yang jelas yang membedakan dengan ilmu yang lain.
Sebagaimana banyak ilmu lainnya, obyek yang dipelajari oleh sejarah sebagai
ilmu adalah manusia dan masyarakat. Aan tetapi, sejarah lebih menekankan
sasarannya kepada manusia dalam sudut pandang waktu.
c. Memiliki Teori
dalam bahasa Yunani theoria berarti
renungan. Sama seperti ilmu sosial lainnya, sejarah mempunyai teori yang berisi
kumpulan kaidah-kaidah pokok suatu ilmu seperti: teori tentang nasionalisme,
teori geopolitik, teori konflik sosial dari Karl Marx, dan teori Future Shock oleh
Alfin Tofler.
d. Memiliki Metode
dalam bahasa Yunani methodos berarti cara.
Dalam rangka penelitian, sejarah mempunyai metode tersendiri. Oleh karena itu,
dalam memahami suatu realitas, sejarawan memiliki patokan-patojkan teoritas dan
metodologis tersendiri. Patokan-patokan tersebut menjadi tradisi ilmiah yang
senantiasa dihayati.
2. Sejarah sebagai Seni
Sejarah dikatakan sebagai seni sebab dalam
rangka penulisan sejarah, seorang sejrawan memerlukan intuisi, imajinasi,
emosi, dan gaya bahasa.
a. Intuisi
sejrawan memerlukan intuisi atau ilham,
yaitu pemahaman langsung dan insting selama masa penelitian berlangsung. Sering
kali dalam rangka memilih suatu penjelasan sejarawan juga memerlukan intuisi.
Dalam hal ini, cara kerja sejarawan sama dengan cara kerja seorang seniman.
Walaupun demikian, dalam menuliskan hasil karyanya seorang sejarawan tetap
berpijak pada data yang diperolehnya.
b. Imajinasi
dalam melakukan pekerjaannya seorang
sejarawan harus dapat membayangkan apa yang sebenarnya terjdi, apa yang sedang
terjadi, dan apa yang terjadi sesudah itu. Misalnya, dalam rangka menggambarkan
Perang Aceh, ia harus mampu berimajinasi mengenai pantai, desa, meusanah,
istana, masjid, dan bukit-bukit. Ia mungkin akan bisa memahami Teuku Umar
melalui pemahaman imajinernya tentang
pantai, perlawanan Tjoet Nyak Dhien melalui hutannya dan cita-cita
perang sabil lewat imajinasinya tentang desa, meunasah, dan masjid.
c. Emosi
pada masa penulsan sejarah zaman Romantik,
aitu pada akhir abad ke-18 dan awl abad ke-19, sejrah dianggap sebagai cabang
dari sastra. Akibatnya, dalam penulisan sejarah disamakan dengan menulis
sastra. Oleh karena itu, dalam penulisan sejarah harus dengan keterlibatan
emosional. Seorang yang membaca sejarah penaklukan Meksiko, jatuhnya Romawi,
pelayaran orang Inggris ke Amerika, harus dibuat seolah-olah hadir dan
menyaksikan sendiri peristiwa itu. Dalam hal ini penulis sejarah harus punya
empati yang tinggi (dalam bahasa Yunani empatheia berarti perasaan) untuk
menyatukan perasaan dengan obyaknya. Sejarawan diharapkan dapat menghadirkan
peristiwa sejarah, seolah-olah mengalami sendiri peristiwa itu. Untuk sejarah
kebudayaan hal i ni sangatlah penting. Dalam sejarah Indonesia tentang
revolusi. Perang dan pemadamab pemberontakan penulian sejarah dengan penghadiran
perasaan juga sangat penting untuk mewariskan nilai-nilai perjuangan.
d. Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang baik, bukan berarti gaya
bahasa yang berbunga-bunga. Seringkali gaya bahasa yang lugas justru lebih
menarik. Gaya bahasa yang berbelit-belit dan tidak sistematis merupakan gaya
bahasa yang buruk. Dalam penggunaan gaya bahasa ini haruslah diperhatikan
penggunaan istilah dan idiom yang terkait dengan suatu zaman dan berbeda
artinya dengan yang lainnya. Misalnya, istilah siap pada masa awal revolusi kemerdekaantahun
1945 berkonotasi kepada kewaspadaan menghadapi bahaya, baik dari musuh maupun bentuk-bentuk kejahatan lainnya. Pada
masa Orde Lama, sangat populer penggunaan istilah-istilah yang ekspresif,
seperti ganyang, labrak, terjang lawan, bongkar, dan kepruk. Contoh lain pada
masa Orde Baru, istilah diamankan bisa berarti ditahan, dipenjarakan,
dikucilkan,dan bisa berarti dibunuh.
Sejarah sebagai seni memilki
kelemahan-kelemahan sebagai berikut.
a. berkurangnya Ketepatan dan Obyektifitas
Ketepatan (accuracy) dan obyektivitas
sngat diperlukan dalam penulisan sejarah. Ketepatan artinya kesesuaian antara
fakta dan tulisan sejarah, sedangkan objektivitas artinya tidak ada pandangan
individual dalam penulisan sejarah. Penulisan sejarah berdasarkan kepada fakta,
sedangkan seni merupakan hasil imajinasi. Sejarah yang terlalu dekat dengan
seni dianggap daat mengurangi ketepatan dan objektifitas.
b. Penulisan Sejarah akan terbatas
Penulisan sejarah yang tetlalu dekat
dengan seni akan terbatas kepada objek-objek yang dapat dideskripsikan.
Penulisan sejarah akan penuh dengan gambaran tentang perang dan biografi yang
penuh dengan sanjungan, sedangkan tema-tema sejarah lain yang penting, seperti
sejarah ekonomi dan sejarah kuantitatif yang menyuguhkan angka-angka dan
analisis tidak akan ditulis.
3. Generalisasi, periodisasi dan kronologi
Generalisasi
Generalisasi (bahasa Latin
generalis bermaksud umum) adalah pekerjaan penyimpulan dari yang khusus kepada yang umum.
Generalisasi yang tersedia dapat menjadi dasar penelitian bila sifatnya
sederhana, sudah dibuktikan oleh peneliti sebelumnya, dan merupakan accepted
history. Generalisasi itu dapat dipakai sebagai hipotesis deskriptif,
yaitu sebagai dugaan sementara. Biasanya ia hanya berupa generalisasi konseptual.
Meskipun demikian, pemakaian generalisasi yang bagaimanapun sederhananya harus
dibatasi supaya sejarah tetap empiris. Generalisasi sejarah yang sebenarnya
adalah hasil penelitian. Misalnya, kata "revolusi" yang merupakan
penyimpulan dari data yang ada memang dapat menjadi dasar penelitian, sementara
kata "revolusi pemuda" adalah kesimpulan yang didapatkan sebagai
hasil penelitian. Akan tetapi, sejarah adalah ilmu yang menekankan keunikan,
jadi semua penelitian tidak boleh hanya didasarkan pada asumsi umum.
Generalisasi atau kesimpulan umum memang sangat perlu dalam sejarah, sebab
sejarah adalah ilmu. Orang yang tak melakukan generalisasi tidak akan mampu
membezakan antara "pokok dengan hutan". Juga ia tidak akan mampu
membezakan antara hutan dengan taman. Sebab, keduanya mempunyai unsur yang
sama, yaitu pokok, danau, dan gundukan tanah. Demikian pula ia tidak akan
mengerti lalu-lintas. Yang dilihatnya hanyalah lampu hijau-kuning-merah, polis,
kereta, dan jalan raya. Generalisasi sejarah boleh bererti spesifikasi atau
bahkan anti-generalisasi bagi ilmu lain. Generalisasi bertujuan dua perkara
penting, iaitu; (1) saintifikasi dan (2) simplifikasi.
Periodisasi
sejarah
Periodisasi
adalah pembabakan waktu yang digunakan untuk berbagai peristiwa. Periodisasi
yang dibuat para ahli tentang suatu peristiwa yang sama dapat berbeda-beda
bentuknya dikarenakan alasan pribadi atau subyektif. Sejarah memiliki dua
dimensi yaitu dimensi spasial (ruang) dan dimensi temporal (waktu). Konsep
waktu dalam sejarah meliputi waktu atau tempo (time) yaitu proses kelangsungan
suatu peristiwa dan waktu merupakan kesatuan dari kelangsungan tiga dimensi
yaitu masa lalu, sekarang dan masa yang akan datang. Pengertian periodisasi
sejarah berkaitan erat dengan pembagian masa lampau manusia berdasarkan urutan
waktu (Periodisasi = Pembabagan waktu).
Pentingnya periodisasi dalam sejarah yaitu:
1. Memudahkan sistematika penulisan sejarah
2. Merupakan rangkuman dari suatu peristiwa menurut seorang sejarawan.
3. Memudahkan pembaca dalam memahami suatu peristiwa sejarah
4. Merupakan penghubung dari fakta-fakta sejarah
Pentingnya periodisasi dalam sejarah yaitu:
1. Memudahkan sistematika penulisan sejarah
2. Merupakan rangkuman dari suatu peristiwa menurut seorang sejarawan.
3. Memudahkan pembaca dalam memahami suatu peristiwa sejarah
4. Merupakan penghubung dari fakta-fakta sejarah
Kronologi
Kronologi adalah
penentuan urutan waktu terjadinya suatu peristiwa sejarah. Kronologi
berdasarkan hari kejadian atau tahun terjadinya peristiwa sejarah. Kronologi sejarah
sangat diperlukan karena dapat mengkaitkan satu peristiwa dengan peristiwa
lainnya dalam bentuk kausalitas atau sebab akibat.
Manfaat
kronologi adalah:
1. dapat membantu menghindarkan terjadinya kerancuan dalam pembabakan waktu sejarah.
2. dapat merekonstruksi peristiwa sejarah dimasa lalu berdasarkan urutan waktu dengan tepat.
3. dapat menghubungkan dan membandingkan kejadian sejarah di tempat lain dalam waktu yang sama.
1. dapat membantu menghindarkan terjadinya kerancuan dalam pembabakan waktu sejarah.
2. dapat merekonstruksi peristiwa sejarah dimasa lalu berdasarkan urutan waktu dengan tepat.
3. dapat menghubungkan dan membandingkan kejadian sejarah di tempat lain dalam waktu yang sama.
4. Kegunaan sejarah secara intrinsik dan
ekstrinsik
a) Memberikan Kesadaran Waktu
Kesadaran waktu
yang dimaksud adalah kehidupan dengan segala perubahan, pertumbuhan, dan
perkembangannya terus berjalan melewati waktu. Kesadran itu dikenal juga
sebagai kesadaran akan adanya gerak sejarah. Kesadaran tersebut memandang
peristiwa-peristiwa sejarah sebagai sesuatu yang terus bergerak dari masa silam
bermuara ke masa kini dan berlanjut ke masa depan.
Waktu terus
berjalan pada saat seorang atau suatu bangsa mulai menjadi tua dan digantikan
oleh generasi berikutnya. Bahkan waktu terus berjalan pada saat seseorang atau
suatu bangsa hanya bersenang-senang dan bermalas-malasan, atau sebaliknya,
seseorang atau suatu bangsa sedang membuat karya-karya besar. Dengan memiliki
kesadaran sejarah yang baik, seseorang akan senantiasa berupaya mengukir sejarah
kehidupannya dengan sebaik-baiknya.
b) Memberikan
Pelajaran yang Baik
Dengan
mempelajari sejarah seseorang atau suatu bangsa akan bercermin dan menilai
perisriwa-peristiwa mana yang merupakan prestasi dan peristiwa-peristiwa mana
yang merupakan kegagalan. Peristiwa-peristiwa sejarah pada masa lalu, baik yang
positif maupun yang negative dijadikan hikmah agar kesalahan-kesalahan yang
pernah ada tidak terulang lagi. Misalnya:Pada tahun 1949-1950 bangsa Indonesia
menerapkan bentuk pemerintahan federal (RIS) sebagai hasil kesepakatan KMB.
Akan tetapi, bentuk pemerintahan seperti ini gagal diterapkan di Indonesia.
Demikian halnya pada tahun1950-1959, Indonesia menerapkan system pemerintahan
liberal-perlementer berdasarkan UUDS 1950 juga mengalami kegagalan. Pada masa
demokrasi terpimpin bangsa Indonesia tidak konsisten dengan garis politik bebas
aktif dan cenderung condong ke Blok Timur. Akibatnya timbulllah tragedy
peristiwa G 30 S/PKI. Setelah peristiwa tersebut, muncullah pemerintahan Orde
Baru yang menggantikan peerintahan sebelumnya, namun kehidupan pada masa Orde
Baru banyak diwarnai oleh KKN sehingga melahirkan gerakan reformasi yang
dimotori oleh mahasiswa. Gerakan tersebut akhirnya menumbangkan pemerintahan
Orde Baru. Dengan pengalaman sejarah tersebut
tentunya kita tidak ingin mengalami kegagalan yang sama.
c) Sumber
Inspirasi
Sejarah berupaya
merekam aktivitas manusia pada masa silam. Pengetahuan dan cita-cita masa
lampau dapat menjadi sumber inspirasi dalam rangka menumbuhkan cita-cita masa
depan. George Macaulay Travelyan berpendapat bahwa di dalam pendidikan dan
usaha menumbuhkan cita-cita masa kini dan hari esok, pengetahuan tentang
cita-cita masa lampau merupakan sumber ilham yang penting.
d) Sarana
Rekreatif
Sejarah dalam
bentuk kisah sering kali menjadi sumber bacaan yang mengasyikkan karena
merupakan kisah nyata yang menarik dengan gaya bahasa yang memikat. Karya
sejarah yang demikian dapat menghibur karena dapat menumbuhkan suasana hati
yang menyenangkan. Karya-karya sejarah yang menarik ditulis dengan gaya sastra,
seperti: Hulubalang Raja, Surapati, dan La Hami, karya Nur SUtan Iskandar yang
diterbitkan oleh Balai Pustaka. Demikian juga pengalaman Paramita Jayadiningrat
di Malang selatan di tengah gerilyawan dan pengungsi sebagai paramedis yang
cukup mengharukan. Karya lain seperti surat-surat sastrawan Iwan Simatupang
yang merekam keadaan masyarakat pertengahan tahun 1960-an dengan narasi
bernuansa sejarah prolog peristiwa G 30 S/PKI 1965.
e) Memperkokoh Rasa Kebangsaan(Nasionalisme)
Suatu bangsa
adalah suatu kelompok sosial yang ditinjau dari berbagai segi memiliki banyak
perbedaan. Terbentuknya suatu bangsa disebabkan adanya kesamaan sejarah besar
di masa lampau dan adanya kesamaan keinginan untuk membuat sejarah besar
bersama di masa yang akan datang. Sebagai contoh, Bangsa Indonesia sejak zaman
prasejarah telah memiliki kesamaan sejarah. Kemudian memiliki zaman keemasan
pada zaman Sriwijaya,. Mataram Hindu-Buddha, dan Majapahit. Setelah itu bangsa
Indonesia berada pada zaman penjajahan selama ratusan tahun. Perjalanan sejarah
bangsa Indonesia tersebut menjadi ingatan kolektif yang dapat menimbulkan rasa
solidaritas dan mempertebal semangat kebangsaan.
f) Memberikan
Ketegasan Identitas Nasional dan Kepribadian Suatu Bangsa.
Kepribadiandan
identitas nasional suatu bangsa terbentuk dari keseluruhan pengalaman sejarah
suatu bangsa tersebut. Karena setiap bangsa memiliki penglaman sejarah yang
berbeda-beda maka kepribadian suatu bangsa akan berbeda-beda pula. Oleh karena
itu, kepribadian seseorang atau suatu bangsa sering kali dikatakan unik atau
khas. Dengan mempelajari sejarah akan lebih memperjelas identitas nasional dan
kepribadian suatu bangsa. David Gordon bahwa sejarah merupakan pengalaman
kolektif suatu bangsa pada masa lalu. Apa yang dilakukan oleh tokoh-tokoh yang
diidealkan sebagai pahlawan menjadi sumber identitas dengan memerikan makna
untuk menentukan nasib perjalanan sejarah bangsanya.
E.
MEDIA PEMBELAJARAN PENDUKUNG RPP
F. PERANGKAT PENILAIAN PENDUKUNG RPP
KISI KISI SOAL TES
Kelas/ Program :
X
Semester :
1 (satu)
Jumlah Soal :
20 + 10
Waktu : 2 X 45 menit
No.
|
Standar
Kompetensi Lulusan
|
Uraian
Materi
|
Kelas/
Semester
|
IndikatorSoal
|
Nomor
Soal
|
PilihanGanda
(PG)/ Uraian
|
Memahami prinsip dasar
ilmu sejarah
|
Pengertian sejarah berdasarkan
asal usul kata dan pandangan para tokoh
Sejarah sebagai peristiwa, kisah, ilmu, dan seni
Pengertian generalisasi,
periodisasi, dan kronologi
Penelitian sejarah
Kkegunaan sejarah bagi
kehidupan manusia
|
X / 1
|
Siswa dapat mendeskripsikan pengertian sejarah berdasarkan asal usul kata
Siswa dapat mendeskripsikan pengertian sejarah berdasarkan asal pandangan para tokoh
Siswa dapat menganalisi
sperbedaan sejarah sebagai peristiwa, kisah, ilmu, dan seni
Siswa dapat mendeskripsikan
sejarah sebagai peristiwa
Siswa dapat mendeskripsikan
sejarah sebagai kisah
Siswa dapat mendeskripsikan
sejarah sebagai ilmu
Siswa dapat
mendeskripsikan pengertian generalisasi
(data)
Siswa dapat
mendeskripsikan pengertian
periodisasi,
Siswa dapat
mendeskripsikan pengertian kronologi
Siswa dapat memberikan
contoh generalisasi, fakta-fakta
sejarah
Siswa dapat memberikan
contoh periodisasi
Siswa dapat memberikan
contoh kronologi
Sifat dapat menyebutkan
langkah-langkah penelitian sejarah
Siswa dapat mendeskripsikan
heuristik
Siswa dapat
mendeskripsikan kritik sumber /
verifikasi
Siswa dapat mendeskripsikan
interpretasi
Siswa dapat mendeskripsikan
historiografi
Siswa dapat menjelaskan kegunaan sejarah bagi kehidupan
manusia
Siswa dapat memberikan contoh
mengenai kegunaan sejarah
|
B.2
B.1,3
A.18
A.1, B.4, 5
A.2
A3
A.19
B.6, 7
A.20
A.16
A.4
A.5
a.11, B.6
A.6, 12, 17
A.13
A.15
A.7, 14, B.8
A.8, 10, B.10
A.9
|
SOAL TES
A.
Tes Pilihan Ganda
Perintah
Berilah tanda silang (X)
huruf a, b, c, d atau e di depanjawaban yang tepat!
1.
Agresimiliter Belanda I
merupakan fakta dank enyataan yang benar-benar terjadi pada masa awal
kemerdekaan Indonesia.
Pernyataan di atasadalahpengertian ……
a.
Sejarah sebagai seni
b.
Sejarah sebagai peristiwa
c.
Sejarah sebaga ikisah
d.
Sejarah sebagai ilmu
e.
Sejarah sebagai peristiwa dan
seni
2.
Pengertian sejarah sebagai
kisah adalah …..
a.
Menunjukkan peristiwa yang
benar-bena terjadi pada masa lampau
b.
Pengetahuan tentang masa lampau
yang disusun secara sistematis dan metodis
c.
Hasil penelitian yang tekun
oleh para hli yang telah mendapatkan pendidikan khusus
d.
Penelitian dilakukan para ahli
yang menguasai peristiwa atau kisah tertentu
e.
Pengetahuan tentang masa lampau
3.
Pengetahuan tentang mas alampau
yang disusun secara sistematisd anmetodis untuk mendapat kebenaran mengenai
peristiwa masa ampau.
Pernyataan di atas merupakan pengertians ejarahs
ebagai….
a.
Kisah
b.
Peristiwa
c.
Seni
d.
Ilmu
e.
Dongeng
4.
Masa Majapahit …
Masa Kerajaan Islam …
Masa
Aceh-Mataram-Makassar … dan seterusnya.
Pernyataan di atas yang paling tepat disebut….
a.
Periodisasi
b.
Kronik
c.
Kronologis
d.
Sistematis
e.
Historigrafis
5.
Masa… 1300 – 1600 M
Masa… 1500 – 1700 M danseterusnya.
Pernyataan di atas disebut….
a.
Kronologi
b.
Periodisasi
c.
Sistematika
d.
Kronik
e.
Kurunwaktu
6.
Fakta-fakta yang secara kronologis akan memberikan
bahan-bahan kepada peneliti sejarah setelah diberi penafsiran disebut….
a.
Kronologi
b.
Fakta
c.
Kronik
d.
Data sejarah
e.
Bukti sejarah
7.
Proses akhir dari penelitian
sejarah adalah historigrafi, yaitu….
a.
Penafsiran hasil penelitian
sejarah
b.
Pemberian penafsiran terhadap
fakta-fakta sejarah
c.
Proses persiapan akhir
penelitian sejarah
d.
Proses penulisan sejarah
e.
Proses awal penulisan sejarah
8.
Manusia harus belajar dari
pengalaman yang pernah dilakukan, baik
pengalaman sendiri maupun dari generasi sebelumnya. Pengertian di atas yang
paling tepat adalah manfaat sejarah dari segi….
a.
Edukatif
b.
Rekreatif
c.
Inspiratif
d.
Pedagogi
e.
Konspiratif
9.
Pernyataan di bawah ini yang paling
tepat sebagai contoh kegunaan inspiratif adalah….
a.
Membangkitkan semangat
peperangan melawan penjajah
b.
Belajar dari kebangkitan
nasional tahap pertama maka masyarakat sekarang berusaha untuk melaksanakan
kebangkitan nasional tahap kedua
c.
Pemimpin perjuangan tahun 1945
memotivasi masyarakat Indonesia pada saat itu untuk mempertahankan kemerdekaan
d.
Memberi dorongan kepada
masyarakat untuk mengejar ketertinggalan teknologi
e.
Mendukung pembangunan ekonomi
yang sedang dilakukan oleh pemerintah Indonesia
10.
Kegunaan sejarah bagi para
pembaca salah satunya adalah kegunaan rekreatif, yaitu….
a.
Sebagai kisah yang dapat member
contoh kepada anak cucu tentang perilaku yang baik
b.
Cerita sejarah yang dapat
memberikan hiburan kepada para pembacanya
c.
Kisah sejarah dapat mendorong
pembacanya menjadi lebih kreatif
d.
Sebagai kisah yang harus
diingat setiap orang
e.
Sebagai kisah yang dapat
membuat pembaca terhindar dari kebosanan
11.
Tahap penelitian sejarah secara
ilmiah dan berurutan melalui langkah-langkah….
a.
Heuristic, interpretasi, verifikasi,
dan historigrafi
b.
Interpretasi, histrorigrafi,
verifikasi, dan heuristic
c.
Heuristic, hisotrigrafi,
verifikasi, dan interpretasi
d.
Verifikasi, historigrafi,
interpretasi, dan heuristic
e.
Heuristic, verifikasi,
interpretasi, danhistroigrafi
12.
Heuristik berasal dari
bahasaYunani Kuno, pengertiannya adalah….
a.
Langkah untuk menemukan data
berkaitan dengan masalah yang diteliti
b.
Penilaian terhadap sumber data
yang sedang diteliti
c.
Langkah untuk mengumpulkan
berbagai sumber data berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti
d.
Langkah untuk melakukan
wawancara dengan sumber data berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti
e.
Langkah untuk melakukan
analisis terhadap berbagai sumber data berkaitan dengan masalah yang sedang
13.
Menilai sumber-sumber sejarah
yang telah ditemukan, baik secara ekstren maupun intern disebut….
a.
Heuristic
b.
Verifikasi
c.
Interpretasi
d.
Historigrafi
e.
Etnografi
14.
Supaya fakta sejarah mempunyai
bentuk dan struktur maka yang diperlukan oleh seorang peneliti sejarah adalah….
a.
Menemukan fakta yang lebih
banyak
b.
Menafsirkan fakta sejarah
c.
Menuliskan fakta tersebut
menjadi tulisa nsejarah yang sistematis
d.
Melakukan kritik terhadap fakta
tersebut
e.
Merubah fakta sejarah menjadi
cerita sejarah
15.
Seorang sejarawan perlu menghubung-hubungkan antara satu data dengan
data yang lain agar memiliki makna.
Pernyataan di atas yang paling tepat adalah tahapan
penelitian sejarah
a.
Historigrafi
b.
Interpretasi
c.
Heuristic
d.
Verifikasi
e.
Intensifikasi
16.
Segala warisan kebudayaan
berbentuk lisan, tertulis, dan visual yang
terdapat di Indonesia di dalam atau di luar wilayah Indonesia dari zaman
prasejarah sampai sekarang disebut….
a.
Fakta sejarah
b.
Sumber sejarah
c.
Cerita sejarah
d.
Ilmu sejarah
e.
Pengertian sejarah
17.
Yang dimaksud dengan sumber
benda adalah….
a.
Segala keterangan yang
dapat diperoleh dari benda-benda purbakala
b.
Sumber sejarah yang berasal
dari segala benda yang ditemukan
c.
Semua keterangan yang diperoleh
dari benda-benda sejarah baik tertulis maupun tidak tertulis
d.
Sumber sejarah yang berbentuk
laporan tertulis
e.
Sumber sejarah yang berbentuk benda
18.
Seorang sejarawan dalam menulis
laporan penelitian sejarah juga perlu memperhatikan retorika. Hal ini karena
sejarah juga sebagai
a.
Sejarah sebagai seni
b.
Sejarah sebagai ilmu
c.
Sejarah sebagai kisah
d.
Sejarah sebagai peristiwa
e.
Sejarah bagian dari ilmu sastra
19.
Sejarawan Ong Hol Ham pernah
mengatakan bahwa berdasarkan peristiwa-peristiwa masa lampau di Indonesia,
dapat disimpulkan bahwa pergantian penguasa di Indonesia selalu diwarnai dengan
pertumpahan darah. Ini artinya …… dalam sejarah
a.
Teori
b.
Generalisasi
c.
Konsep
d.
Fakta sejarah
e.
Kebenaran sejarah
20.
Pembelajaran sejarah sebaiknya
dilakukan dengan pendekatan time series. Hal ini karena sejarah bersifat
a.
Kronologis
b.
Periodig
c.
Eenmaligt
d.
Mempunyai 3 dimensi waktu
e.
Konseptual
B. Tes Essay
Perintah
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini
dengan tepat!
1. 1.
Menurut R. Moh. Ali bahwa arti
sejarah di bagi tiga golongan, sebutkan!
2. 2. Jelaskan pengertian sejarah
menurut asal usul kata!
3.
Apa pendapat ilmuwan tentang
sejarah menurut York Powell?
4.
Apa maksud daris uatu peristiwa
sejarah dianggap peristiwa yang abadi?
5.
Apa maksud dari suatu peristiwa
sejarah dianggap peristiwa yang unik?
6.
Sebutkan pendapat tentang
konsep periodisasi dalam sejarah menurut Porf. Dr. Soekanto!
7.
Sebutkan periodisasi sejarah
Indonesia!
8.
Jelaskan langkah-langkah
penelitian sejarah!
9.
Jelaskan dua macam cara
penulisan sejarah?
10.
Sebutkan secara garis besar
kegunaant sejarah?
PEDOMAN PENILAIAN
1.
Untuk soal pilihan ganda,
jawaban benar diberi skor 5 dan jawaban salah diberi skor 0. Jumlah skor
tertinggi 100 dan jumlah skor terendah 0
2.
Untuk soal essay jawaban benar
lengkap dan benar diberi skor 10, jawaban tidak lengkap dan mengandung
kebenaran diberi skor 3, jawaban salah diberi skor 1. Jumlah skor tertinggi
100, jumlah skor terendah 10
3.
Skor akhir adalah jumlah skor
nomor 1 ditambah jumlah skor nomor 2, dibagi 2.
KUNCI JAWABAN
A, Soal Pilihan Ganda
1.
B
2.
B
3.
D
4.
A
5.
A
6.
D
7.
D
8.
A
9.
B
10.
C
11.
E
12.
C
13.
B
14.
C
15.
B
16.
A
17.
C
18.
A
19.
B
20.
A
B.
Soal Essay
1.
a) Jumlah perubahan-perubahan,
kejadian-kejadian, peristiwa-peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita, b) cerita tentang perubahan-perubahan,
kejadian-kejadian, peristiwa-peristiwa masa lampau, c) ilmu yang bertugas
menyelidiki perubahan-perubahan, kejadian-kejadian, peristiwa-peristiwa masa
lampau
2.
Sejarah berasal dari kata
syajaroh atau syajaratun yang berarti pohon yang memiliki ranting. Pohon yang
memiliki ranting dimaksudkan sebagai silsilah keturunan atau keluarga. Jadi
sejarah merupakan cerita tentang silsilah atau asal usul.
3.
Sejarah bukanlah sekedar suatu
cerita yang indah, instruktif dan mengasyikkan tetapi merupakan cabang ilmu
pengetahuan
4.
Karena peristiwa sejarah tidak
pernah berubah dan dikenang sepanjang masa
5.
Karena peristiwa sejarah hanya
terjadi satu kali
6.
Periodisasi hendaknya
berdasarkan ketatanegaraan, artinya bersifat politis
7.
Zaman prehistori, zaman
Hindu/Budha, Zaman Islam (peralihan), Zaman Kolonial, dan Zaman Kemerdekaan
8.
Heuristik, kritik/verifikasi,
interpretasi, dan historiografi
9.
Dua macam penulisan sejarah
adalah deskriptif procedural dan analisis struktural
10.
Memberikan pelajaran yang baik
(pendidikan), sarana rekreatif, memberikan pengajaran / instruktif, guna
inspirasi, memberikan kesadaran waktu, memperkokoh rasa kebangsaan, dan
lain-lain
G. INSTRUMEN PENGAMATAN
1. Lembar Pengamatan Guru
LEMBAR PENGAMATAN GURU
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas/Semester : XI/1
Alokasi Waktu : 45 menit
Standar Kompetensi :
Kompetensi Dasar :
Petunjuk
Berikut ini diberikan daftar aspek keterlaksanaan RPP dalam KBM yang
dilakukan guru di dalam kelas.
Berilah tanda cek (v) pada kolom yang sesuai menurut penilaian anda
Berikut ini diberikan daftar aspek keterlaksanaan RPP dalam KBM yang
dilakukan guru di dalam kelas.
Berilah tanda cek (v) pada kolom yang sesuai menurut penilaian anda
Aspek
Yang Diobservasi
|
Pelaksanaan
|
SkalaPenilaian
|
||||
Ya
|
Tidak
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|
I.
Pengamatan KBM
|
||||||
A. Pendahuluan
·
Guru mengekpslorasi pengetahuan
Awal siswa.
·
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
·
Guru memberikan tes metakognitif
awal
·
Guru meminta siswa untuk menulis
analisis kritis dari film yang telah dilihat secara berkelompok. |
||||||
B. KegiatanInti
·
Guru meminta siswa untuk
berkelompok dengan masing-masing kelompok beranggotakan 4 hingga 5 orang
·
Guru memberikan tugas pada siswa
untuk menyaksikan materi yang akan dipelajari melalui media audio visual.
·
Guru meminta tiap kelompok
mempresentasikan hasil analisis kritisnya dan siswa lain menanggapi.
·
Guru bersama siswa membuat
kesimpulanmengenaimateri yang
telahdipelajari.
·
Guru meminta siswa membuat mind
mapping sesuai dengan materi yang
telah dipelajarinya
|
||||||
C. Penutup
·
Guru memberikan tes metakognitif
akhir.
·
Guru memberikan tes hasil belajar
afektif.
·
Guru meminta setiap siswa untuk membuat
Silsisah keluarganya sampai turunan ke 7
.
|
||||||
II.
SuasanaKelas
|
||||||
1. Guru antusias
2. Waktusesuaialokasi
3. KBM sesuaidenganskenario
pada RPP
|
Keterangan
Skala Penilaian :
1 = Tidak baik (tidak terlaksana sama
sekali)
2 = Kurang baik (dilaksanakan tetap itidak selesai)
3 = Cukup baik (dilaksanakan tetapi tidak sistematik)
4 = Baik (dilaksanakan dengan baik dan sistematis)
2 = Kurang baik (dilaksanakan tetap itidak selesai)
3 = Cukup baik (dilaksanakan tetapi tidak sistematik)
4 = Baik (dilaksanakan dengan baik dan sistematis)
2.
Lembar Pengamatan Peserta Didik
LEMBAR PENGAMATAN PESERTA DIDIK
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas/Semester : XI / 1
Alokasi Waktu : 45 menit
Standar Kompetensi :
Kompetensi Dasar :
Petunjuk
Berikut ini diberikan daftar aspek keterlaksanaan RPP dalam KBM yang
dilakukan siswa di dalam kelas.
Berilah tanda cek (v) pada kolom yang sesuai menurut penilaian anda
Berikut ini diberikan daftar aspek keterlaksanaan RPP dalam KBM yang
dilakukan siswa di dalam kelas.
Berilah tanda cek (v) pada kolom yang sesuai menurut penilaian anda
Aspek
Yang Diobservasi
|
Pelaksanaan
|
SkalaPenilaian
|
||||
Ya
|
Tidak
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|
I.
Pengamatan KBM
|
||||||
A. Pendahuluan
·
Peserta didik aktif menjawab pertanyaan guru
·
Peserta didik antusias mendengarkan penjelasan guru
·
Peserta didik dengan sungguh-sungguh menjawab tes meta kognitif awal
yang diberikan oleh guru
·
Peserta didik aktif mencatat keterangan dan penjelasan yang diberikan
oleh guru
|
||||||
B. Kegiatan Inti
·
Peserta didik dengan baik dan tenang bergabung di kelompoknya
masing-masing yang telah ditentutkan
·
Peserta didik mengerjakan tugas yang diberikan guru hingga selesai
dan sistematis serta benar
·
Pesertadidik yang bertugas melakukan presentasi melaksanakan
presentasi dengan baik dan benar
·
Pesertadidik yang tidak melakukan presentasi mendengarkan dengan
sungguh-sungguh presentasi temannya
·
Peserta didik bersama dengan guru dapat membuat kesimpulan dari
materi yang telah dipelajari
·
Peserta didik dapat membuat mind mapping
yang ditugaskan guru dengan sungguh-sungguh
|
||||||
C. Penutup
·
Peserta didik mengerjakan dengan punuh kesungguhan tes kognitif akhir
·
Peserta didik mengerjakan tes hasil belajar afektif dengan benar
·
Peserta didik mendengarkan dengan sungguh-sungguh pesan-pesan dari
guru
|
||||||
II.
SuasanaKelas
|
||||||
1. Peserta didik belajar di kelas
dengan penuh semangat dan antusias
2. Peserta didik dapat bekerjasama
dengan temannya
3. Peserta didik bias menghargai
pendapat temannya yang berbeda dengan pendapatnya
4. Peserta didik mempunyai rasa
peduli
5. Peserta didik dapat
berkomunikasi dengan baik
|
KeteranganSkalaPenilaian
:
1 = Tidak baik (tidak terlaksana sama
sekali)
2 = Kurangbaik (dilaksanakan tetapi tidak selesai)
3 = Cukup baik (dilaksanakan tetapi tidak sistematik)
4 = Baik (dilaksanakan dengan baik dan sistematis)
2 = Kurangbaik (dilaksanakan tetapi tidak selesai)
3 = Cukup baik (dilaksanakan tetapi tidak sistematik)
4 = Baik (dilaksanakan dengan baik dan sistematis)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar